Jump to ratings and reviews
Rate this book

Season Series #3

Winter in Tokyo

Rate this book
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahan---mungkin sejak malam Natal itu---aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.
---Keiko tentang Kazuto

Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menari dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya masih ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.
---Kazuto tentang Keiko

Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun mulai terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya...

313 pages, Paperback

First published August 1, 2008

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Ilana Tan

11 books1,866 followers
Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis 4 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.[1]
Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4,854 (40%)
4 stars
4,069 (34%)
3 stars
2,327 (19%)
2 stars
484 (4%)
1 star
111 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 651 reviews
Profile Image for Winna.
Author 17 books1,957 followers
September 27, 2008
Ketika membaca buku ini, pada awalnya saya merasa datar. Beberapa kejadian terasa dipaksakan, dan dialognya banyak yang kaku (terdengar seperti translation bahasa inggris ke indonesia sehingga kurang natural). Contoh:

"Dia memiliki alasan kuat untuk itu" - She has a good reason for that.

Dan ada beberapa lagi, saya lupa.

Lalu kejadian yang tidak masuk akal seperti Kazuto memotret langit-langit kamar Keiko sehingga mirip langit malam dengan bintang-bintang. Padahal seingat saya, Kazuto hanya ada di kamar itu pada siang hari, mengawasi tukang listrik bekerja.

Namun semakin ke belakang, saya bisa bilang bahwa saya salut pada plot yang dibuat cukup apik (walau kisahnya mengenai amnesia lagi), dan chemistry antara Kazu dan Keiko sangat terasa. Dialognya berkembang dan memiliki sense of humor, dan klimaks serta epilog terasa sangat menarik :)

It's quite predictable, but pretty enjoyable.
Profile Image for Suzan Oktaria.
345 reviews29 followers
August 21, 2010
Membaca novel musimnya Ilana Tan memang harus berurutan, ini adalah novel ketiga Ilana Tan. Seperti dua novel sebelumnya, Summer in Seoul dan Autumn in Paris, novel ini juga menggunakan musim sebagai judul, yaitu Winter in Tokyo atau kalau dibahasa Indonesiakan "Musim Dingin di Tokyo".

Novel ini bercerita tentang kisah cinta seorang gadis peranakan (Indonesia - Jepang) bernama Ishida Keiko dengan Kazuto.

Keiko Chan yang bekerja di perpustakaan umum di Shinjuku dan tinggal di salah satu apartemen sederhana di pusat kota Tokyo, terobsesi dengan cinta pertamanya, Kitano Akira. Keiko berharap suatu hari nanti ia akan bertemu dengan Akira dan mewujudkan cinta terpendamnya.

Suatu hari, apartemen Keiko kedatangan penghuni baru, seorang pria bernama Nishimura Kazuto, yang menempati apartemen 201. Kazuto kembali ke Tokyo, setelah 10 tahun menetap di New York, Amerika Serikat, bersama kedua orang tuanya. Kepulangan Kazuto ke Tokyo karena ingin melepaskan diri dari kenangannya terhadap gadis yang dicintainya, yang menikah dengan sahabatnya sendiri.

Akhirnya terjalin keakraban antara keduanya , saat Kazuto berencana mengungkapkan perasaannya kepada Keiko, sepulangnya dari bermalam tahun baru di Kyoto, tempat tinggal orang tua Keiko. Kazuto mengalami gegar otak akibat dikeroyok sejumlah preman, lupa akan segala hal yang terjadi selama ia tinggal di Tokyo.

Kazuto pun lupa akan perasaannya terhadap Keiko, apalagi setelah ia tahu bahwa Keiko telah bertemu dengan cinta pertamanya, Kitano Akira, yang telah menjadi seorang dokter dan teman sekelas Kazuto di masa SMP. Kedatangan Iwamoto Yuri, gadis yang dicintai Kazuto, juga membenamkan perasaan Keiko kepada Kazuto. Apalagi kedatangan Yuri ke Tokyo, tidak hanya sekedar urusan pekerjaan tetapi juga meminta Kazuto kembali ke New York, bersamanya.

Kelebihan : Ilana Tan semakin piawai membentuk karakter tokoh-tokoh utamanya. Ilana mampu mengiring pembacanya untuk membaca tulisannya hingga akhir cerita yang tak terduga. Penuturan tentang lokasi cerita juga menarik, sehingga pembaca setidaknya bisa mengetahui denyut kehidupan masyarakat di Tokyo.

Kekurangan : apa ya ?
Profile Image for Widyanto Gunadi.
107 reviews38 followers
May 14, 2019
The story of the book is about Keiko Ishida, library staff and Kazuto, a street photographer who happened to be living in the same apartment complex in a region in Tokyo, Japan. If you haven’t read this book, you may be wondering that Keiko is somewhat related to Naomi. And, yes, she is the younger twin sister of our Naomi from this book’s successor, Spring in London. It was told that Keiko has a crush since her childhood named Akira. She fell in love with him because he has helped her find her missing necklace. This Akira, now a doctor, however, doesn’t seem to remember ever doing something as such in the past because it has been more than thirteen years. Kazuto, on the other hand, happened to fall in love with Keiko over the month of their constant meetings even if Keiko just thinks of him as no more than a good neighbor and dependable friend. Kazuto, too, has a female friend, and supposedly already a fiancé to someone else, named Yuri, but he did not love her and his decision for Tokyo was solely made on his desire to forget this very fact.

The character Kazuto is somewhat different from what can be seen in the movie trailer compared to what I can perceive in my mind upon reading the book. Kazuto as long as I can remember was described as a man with Western-like face characteristics. However, in the movie trailer, you will see that the one play Kazuto is an Indonesian guy which I forget his name already. That is already a complaint from me for the movie actually. And of the characterizations, overall, I feel like the characters can be played by just some commoners in Japan because there is really nothing special to them, especially in their physical characteristics. The lack of descriptions on this aspect for the characters makes me cannot really dive in and connect with the characters more.

As for the emotional qualities, the characters such as Keiko happened to be very boring in my opinion. I don’t really know that a girl can be so easy going with a man that practically just a stranger before and even ask to be let to stay in the man’s, I mean Kazuto here, apartment because she was so afraid of the dark. Note that Keiko has just known him for about two weeks, and she already ask to be let into a man’s room. Moreover, she fell asleep there. Man, talk about being carefree and aggressive! I don’t know if that’s may be viewed differently in Japan. However, if it were me that become Kazuto, I would still reject her even if she is my friend. That’s like, intruding into someone’s privacy and that’s to me, not a polite thing to do. Crime can happen anywhere, right? As long as there’s a chance. So, please don’t imitate this in real life for this is just a fiction. I, personally, would never let a woman, except maybe my sister, to stay at night while I go somewhere else. Keiko and Kazuto here were just practically known each other for two weeks and look at what happens in the story.

It may be romantic (don’t forget the romance genre the book fall into), for a girl to be alone with a guy, but it’s also kind of creepy if you think about it. I think, as a fiction writer, you have to also have this sense of moral consideration for your readers because writing, especially a published writing such as this one will be read by many people from various ages. It’s creative, sure, you can do anything you want when you write your own story, but it’s published and in Indonesia, too where eastern culture is the norm. If you see it from that point of view, this is definitely a complaint that I have for this particular plot detail.

As for the plot, it’s still a slow-paced story. It doesn’t, however, contain so many details as in maybe It fell short of cliché. Amnesia being used as a part of the conflict? It’s so overused I believe. However, I still admire how the author manages to tell the story with her fluid and easy-to-follow language style. The first 30 pages or so I can still feel the writing style being too rigid. However, that’s not a big issue as it gets better in the rest of the book. It’s still typical of Ilana Tan to “spice up” the text with few beautiful and quotable bits of passages here and there.

The conflicts which the author piled up along in the story resolve themselves quite easily. Well, at the very least, the conflicts were not as easy to resolve as what Spring in London even if I get the similar feeling of the-world-is-indeed-small type of feeling when I read this book especially when the conflicts resolve themselves this quickly (Remember the bully that hurts Kazuto with a hit to his head happens to be a relative to Akira? The world is so small indeed.) Ilana also manages to create one of her most memorable and unexpected twists in this particular book compared to her other novels, such as perhaps, In a Blue Moon which is going to be a review for another time. The twist was located in the epilogue. It has to do with a missing important detail in Keiko’s childhood memory with Kazuto.

Finally, I think I enjoy this book slightly better than Spring in London. This book has better execution of its overall plot. If you don’t mind reading a cliché and a bit predictable romance story with a smooth storytelling style and few beautiful passages that will you smile a little at the ending, you may want to give this book a try before you watch the movie premiere. This is a light reading as is always the case with Ilana’s other novels. I will give this novel a score of 3.8 out of 5 for its overall plot which is better in execution compared to Spring in London.
Profile Image for Yuni.
86 reviews47 followers
January 16, 2015
My feeling about this book is kind of hard to describe. It's like eating a tasteless oatmeal in the morning. You don't want to go through it, but want to see it finished no matter what. Okay, that was random.

First, let me give my thanks to the author. I've found almost all possible cliches in her books. Let me call her books 'A Guide to Cliche and Predictable Romance'.

- a boy helped her to find her necklace. she met him that one and only time and guess what happened next? yes, she fell for him. (oh, so easy to fall in love. he must be stunningly handsome). checked.
- the two main characters got closed in only weeks matter (two or three chapters only, I guess) and after a small chitchat, he said to her: "Kau gadis yang menarik." while still had a lingering feeling for someone else. Kazuto Oniisan, you are such a playboy (>_<). checked.
- she was afraid of dark, but going to the movie was okay. checked.
- she collided with a man, got her ankle twisted, and the man happened to be someone she knew. checked.
- an encounter with the first love from years ago who happened to be friend with the other main character. (world must be really small, eh?). checked.
- the man gave a piggy back to the ankle-twisted woman to go down the stair while before that she could CLIMB the stairs by herself to get to her room. and piggy back? really? seriously? when he could just hold her hand to help her went down the stairs? (jeez). checked.
- a cake as a Christmas present for everyone, but somehow the man got a little bit special one. checked.
- a snow in Christmas Eve in Tokyo (wow, miracle always happens when you fall in love). checked.
- memory loss. yes, memory loss. what? you want me to repeat? memory loss. and in such a nice timing. checked.
- someone from the past who showed up to get together with one of the main characters (I knew it, I knew it'd happen and I'm no psychic). checked.
- even the villain is the cliche type. checked.

and Kazuto, you entered a woman's room without her permission and did a little something there (though she said it was beautiful), but... how could you? where's your manner, gentleman? but since he's fun, good looking, and all, she didn't take it the wrong way. imagine if he's ugly....

what amazed me the most was the middle school gathering with all the alumnus could attend. I was pretty sure the gathering would be held in a football stadium, but no, it was in a hall.

And I almost put off this book because of a trivial matter: honorific used. it's not really a spoiler, but I think I need to hide it because it's such a long rant ^^, so if you will...

another thing: I didn't really know about school in Japan, but does elementary school let its student to wear jewel at school?

Overall

I totally recommend this book to kill the time. It is Ilana Tan's so you can expect a well-written story. that's the thing I always like about her, but I don't think I want to read any of her books again in near time. I need to recover from all the cliches here.

Drop your kritik n saran for me^^:
https://www.goodreads.com/story/list/...
Profile Image for Indah Julianti.
Author 7 books34 followers
September 26, 2008
Penerbit : Gramedia
Tebal : 320 halaman
Ukuran : 20 cm
Kategori : Metropop
Cetakan : September 2008
Harga : Rp 40.000

Ini adalah buku ketiga Ilana Tan. Seperti dua novel sebelumnya, Summer in Seoul dan Autumn in Paris, novel terbarunya ini juga menggunakan musim sebagai judul, yaitu Winter in Tokyo atau kalau dibahasa Indonesiakan "Musim Dingin di Tokyo".

Tidak jauh berbeda dengan novel sebelumnya, dimana tokoh utama perempuannya adalah gadis peranakan (Summer in Seoul -- peranakan Korea Indonesia, Autumn in Paris -- peranakan Indonesia Perancis), Winter in Tokyo bercerita tentang kisah cinta seorang gadis peranakan (Indonesia - Jepang) bernama Ishida Keiko.

Keiko Chan yang bekerja di perpustakaan umum di Shinjuku dan tinggal di salah satu apartemen sederhana di pusat kota Tokyo, terobsesi dengan cinta pertamanya, Kitano Akira. Karena itulah, meski ia sudah berusia 23 tahun, Keiko belum terpikir untuk menjalin hubungan serius dengan seorang pria manapun. Keiko berharap suatu hari nanti ia akan bertemu dengan Akira dan mewujudkan cinta terpendamnya.

Suatu hari, apartemen Keiko yang juga dihuni suami istri Osawa, Keiko, dan kakak beradik Sato Haruka - Sato Tomoyuki, kedatangan penghuni baru, seorang pria bernama Nishimura Kazuto, yang menempati apartemen 201. Kazuto kembali ke Tokyo, setelah 10 tahun menetap di New York, Amerika Serikat, bersama kedua orang tuanya. Kepulangan Kazuto ke Tokyo karena ingin melepaskan diri dari kenangannya terhadap gadis yang dicintainya, yang menikah dengan sahabatnya sendiri.

Hubungan yang akrab antar sesama penghuni apartemen menular kepada Kazuto, yang awalnya tidak ingin terlalu direpotkan dengan kehidupan bertetangga. Bahkan dengan Keiko, pria tampan yang sewaktu tinggal di New York berprofesi sebagai fotografer profesional ini, merasakan kehidupan yang menyenangkan. Keiko sendiri merasa bahwa Kazuto, teman yang bisa diandalkan, meski sempat kesal karena Kazuto mengira ia adalah Naomi, saudara kembar Keiko, seorang model terkenal Jepang, yang mengembangkan karirnya di Amerika Serikat.

Seperti novel bertema percintaan lainnya, bisa ditebak, setelah sebulan menjalin kebersamaan, ada perasaan baru di hati Kazuto dan Keiko. Bahkan Kazuto berencana mengungkapkan perasaannya kepada Keiko, sepulangnya dari bermalam tahun baru di Kyoto, tempat tinggal orang tua Keiko. Namun sayang, Kazuto yang mengalami gegar otak akibat dikeroyok sejumlah preman, lupa akan segala hal yang terjadi selama ia tinggal di Tokyo. Ia bahkan tidak ingat kalau dirinya telah menetap di salah satu apartemen dan mempunyai tetangga yang peduli terhadap dirinya. Yah, suami istri Osawa, Sato Haruka, Sato Tomoyuki dan Keiko, sangat mencemaskan diri Kazuto, yang tidak pernah kembali ke apartemennya, 201, setelah ia mengantarkan Keiko ke stasiun kereta api.

Kazuto pun lupa akan perasaannya terhadap Keiko, apalagi setelah ia tahu bahwa Keiko telah bertemu dengan cinta pertamanya, Kitano Akira, yang telah menjadi seorang dokter dan teman sekelas Kazuto di masa SMP. Kedatangan Iwamoto Yuri, gadis yang dicintai Kazuto, juga membenamkan perasaan Keiko kepada Kazuto. Apalagi kedatangan Yuri ke Tokyo, tidak hanya sekedar urusan pekerjaan tetapi juga meminta Kazuto kembali ke New York, bersamanya.

Di novel ketiganya ini, Ilana Tan semakin piawai membentuk karakter tokoh-tokoh utamanya. Jika dalam dua novel sebelumnya, dipertengahan cerita sudah bisa ditebak alur cerita selanjutnya, di Winter in Tokyo, Ilana mampu mengiring pembacanya untuk membaca tulisannya hingga akhir cerita yang tak terduga. Penuturan tentang lokasi cerita juga menarik, sehingga pembaca setidaknya bisa mengetahui denyut kehidupan masyarakat di Tokyo.

Tebak-tebak buah manggis nih...hehehehe, kira-kira dimana yah Ilana Tan akan mengambil lokasi cerita untuk novel selanjutnya ? Kemungkinan judul pakai musim lagi yaitu Spring. Akankah di New York, sehingga judulnya Spring in New York ? Siapakah yang akan menjadi tokoh selanjutnya, mengingat di antara satu novel dengan novel berikutnya, ada keterkaitan antara tokoh cerita.
Profile Image for Rina Suryakusuma.
Author 15 books109 followers
February 5, 2016
Sweet
Romantic
Cute

Mungkin telat karena saya baru baca bukunya sekarang
Cukup kaget dengan fakta bahwa Winter in Tokyo adalah yang paling manis dari tetralogi musim yang pernah saya baca.
Saya sudah baca Spring in London dan Autumn in Paris.
Tersisa Summer in Seoul aja

Ceritanya tentang Ishida Keiko dan Nishimura Kazuto
Tentang jalan hidup yang membawa Kazuto ke Tokyo dan akhirnya malah hidup bertetangga dengan Keiko
Bagaimana perlahan terbentuk chemistry yang membuat mereka jadi dekat

Chemistrynya itu – percayalah sama saya – dapat banget
Saya bisa merasakan sweetnya adegan-adegan ketika mereka bersama
Nyamannya perasaan saat mereka berdua, walaupun hanya sekadar menghabiskan waktu di apartemen dengan Keiko mempersiapkan masakan buat disantap bareng
Kegalauan hati Kazuto saat si dokter cinta muncul.
Atau kecemburuan Keiko ketika Yuri (mantan pacar Kazuto) datang ke Tokyo

Semua berjalan natural dan tidak ada kesan ujug-ujug

Tambahkan dengan fakta bahwa novel ini dipublished pertama kali tahun 2008, dan tetap aja, 8 tahun kemudian, novel ini tetap asyik dibaca.
Tetap up date dan tidak jadi ketinggalan zaman

Satu-satunya hal kecil (iya, kecil) yang mengurangi keindahan cerita ini adalah tentang amnesia (yang saya yakin, disetujui kebanyakan pembaca, sebagai salah satu adegan paling klise di sejarah pernovelan)

Tapi kepiawaian Ilana dalam mengeksekusi adegan tersebut berhasil membuat isi novel jadi nggak klise, walaupun pakai adegan yang super klise

Baca 300-an halaman ini benar-benar tak terasa.
4 solid stars
Profile Image for Maggie Chen.
144 reviews85 followers
July 11, 2017
Re-read setelah 6 tahun berlalu~ dan sudah lupa seluruh detail ceritanya kecuali bagian klimaks. Itupun tidak mengerti apa-apa mengenai bagaimana klimaksnya dapat terjadi.

This book is 'Cliche' at its best.
Ceritanya seperti sinetron. Drama banget. Dipenuhi kebetulan-kebetulan ajaib. Tapi toh tetap saja aku sangat menikmatinya. I feel like Ilana Tan dikaruniai sebuah anugerah untuk mengubah ide cerita klise (plus cringeworthy) menjadi sangat menyenangkan untuk dibaca.

Apalagi dengan kehadiran karakter yang sangat lovable seperti Nishimura Kazuto.... :)

Sialnya, setelah re-read buku ini, aku jadi berekspektasi tinggi terhadap filmnya. Kita lihat nanti. Semoga filmnya tidak mengecewakan~

Dulu buku ini adalah favoritku dari tetralogi 4 musim. Dan sekarang, tetap menjadi karya Ilana Tan favoritku bahkan setelah Sunshine Becomes You dan In a Blue Moon terbit. Aku harap karya Ilana Tan selanjutnya akan membuatku jatuh cinta sama seperti Winter in Tokyo. Can't wait to read her next release though~
224 reviews
September 7, 2010
this review also published on http://sinopsisuntukmu.blogspot.com/2...

Ishida Keiko, blasteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura Kazuto, nama tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk melupakan Yuri—sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya—yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Apartemen mereka yang berhadapan, semakin mempererat hubungan keduanya.

Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Apalagi setelah ia pada akhirnya bertemu dengan Kitano Akira yang sesungguhnya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko. Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah.

Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan. Meninggalkan lubang besar dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke Tokyo—saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Saat itulah Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa bohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun, Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin intim. Semua terasa begitu salah. Bagaimana takdir bisa mempermainkan keduanya sedemikian rupa?

Komentar:
Hai prens. Saya kembali dengan karya Mbak Ilana Tan. Pernah denger Summer in Seoul? Autumn in Paris? Yup, itu karangan mbak Ilana Tan. Kali ini Mbak Ilana Tan kembali mengeluarkan bukunya yang berjudul Winter in Tokyo. Hampir lengkap lho. Kita hitung aja, sudah ada tiga buku bertemakan masing-masing musim. Winter, Autumn, Summer. The next on, saya yakin judulnya bakalan Spring in Somewhere. Hohoho... Nggak perlu orang jenius untuk nebak, ya kan? Oke, oke, cukup basa-basi nggak pentingnya. Sebelumnya saya sudah pernah mengulas sedikit mengenai Summer in Seoul. Buku pertama atau keduanya mbak Ilana ya? Yah, pokoknya saya melewatkan Autumn in Paris karena belum sempet aja. Dan ketika saya menemukan ada Winter in Tokyo nganggur di rentalan, langsung saya ambil deh (ketahuan watak asli saya suka asal samber barang). Berikutnya, ketika saya membaca, saya agak sedikit menyesal karena tokoh dalam novel ini masih memiliki sedikit korelasi dengan buku sebelumnya (Autumn in Paris, red). Tapi semoga tidak begitu banyak karena saya akan merasa sangat bersalah telah melompati urutan.

Dalam Winter in Tokyo, ceritanya bersetting di Tokyo. Sama seperti Summer in Seoul, tokoh wanitanya dibuat sebagai seorang gadis blasteran Indonesia (mungkin hal yang juga sama terjadi dalam Autumn in Paris). Winter in Tokyo menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga seperti novel Summer in Seoul. Setiap karakter memiliki pemikirannya sendiri. Istilahnya, apa yah. Saya sendiri kurang tahu mengenai istilah seperti ini. Hanya saja, satu yang pasti. Gaya menulis Ilana Tan mirip dengan gaya menulis RPG (Role Playing Game jenis Typing). Masing-masing tokoh diberi kesempatan untuk mengekspresikan pikirannya namun Ilana Tan tetap menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga. Gaya bahasa Ilana Tan dalam Winter in Tokyo ini mirip novel terjemahan. Kata-kata baku dan kalimat khas novel terjemahan. Tidak memiliki ciri khas seperti Andrea Hirata dengan tetralogi Laskar Pelanginya atau ciri khas penulis-penulis teenlit yang menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi toh, alurnya enak diikuti. Ide ceritanya menarik. Setting yang lain dari novel produk negeri kebanyakan. Dan saya sekali lagi jatuh cinta pada karya Ilana Tan. Dan lebih dari itu semua, saya sangat suka dengan penuturan kisah menggunakan kalimat baku yang terstruktur. Entah kenapa, walau saya juga menikmati teenlit, saya agak kurang sreg dengan gaya bahasa tanpa EYD itu. Poin plus buat mbak Ilana Tan dari saya.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri, penokohan Ilana Tan dalam Winter in Tokyo kali ini, walau pun lebih baik dari penokohan dalam Summer in Seoul, saya rasa masih kurang kuat. Karakter seorang Keiko yang memiliki imajinasi berlebihan hingga menimbulkan kecemasan cukup kuat, namun lainnya itu saya merasa semua tokoh serupa tapi tak sama. Cuma samar. Tidak ada yang membekas di hati. Profil Kazuto—dari segi fisik—juga tidak jelas, berapa tingginya, warna kulitnya, ciri khas fisiknya (apakah bercodet, memiliki lesung pipi, tampan, bermata coklat, dsb) tidak di deskripsikan Ilana Tan dengan baik. Begitu juga dengan penggambaran dari sisi fisik tokoh lainnya. Memang Ilana Tan memberi gambaran mengenai warna rambut, mata lebar, dan sebagainya, tapi saya merasa masih ngambang (maksudnya kurang kuat). Jadi saya hanya melihat cetak samar abu-abu pada gambaran tokoh lain selain Keiko. Hanya sekedar serentetan nama dan sosok kabur saja.

Ide cerita Ilana selalu menarik. Hanya saja kurang di gali lebih dalam. Pernah tidak membaca novel yang saking dalamnya penulis menceritakan alurnya dengan kata-kata yang tepat, hati kita meringis bagai di peras dan ingin menangis? Well, saya pernah. Tidak perlu saya sebutkan judulnya apa saja. yang pasti, ketika saya baca, saya langsung tenggelam dan dapat menyelemai karakter tokoh. Bagaimana perasaan saya teriris, hancur, terenyuh pada saat yang bersamaan saat membacanya. Hingga butiran air mata merembes dan jatuh dari pelupuk. Padahal dari segi cerita biasa saja, katakanlah umum. Tapi pengarang mampu mendeskripsikannya sedemikian rupa hingga mampu membawa pembaca menyelami perasaan tokoh itu. Saya rasa, pengarang yang bisa melakukan itu (menghanyutkan perasaan pembaca, red) sudah pasti pengarang yang hebat sekali. Semoga mbak Ilana Tan bisa lebih baik lagi dan mampu membuat saya terhanyut dalam novel berikutnya. Karena saya sangat suka dengan karangan Mbak Ilana Tan. :D

Winter in Tokyo ini saya beri satu bintang dari lima bintang. Untuk pembaca yang lain, jika ingin mengetahui apakah Mbak Ilana Tan mampu membawa Anda menyelam ke dalam tokohnya, silakan baca sendiri bukunya. Hehehe..
Profile Image for Kumala Dee.
137 reviews9 followers
December 22, 2022
Membaca buku ini di bulan Desember biar vibe-nya lebih terasa dan memang ngga salah pilih bulan hehe. Kisah cinta ya memang selalu bisa bikin meleleh dan buku Ilana Tan selalu berhasil menciptakan sisi romantis meskipun beberapa hal terlalu dramatis dan beberapa yang lain justru terlalu indah untuk jadi nyata, ya tapi balik lagi sih romance kadang memang perlu begitu agar pembaca bisa berkomentar "so sweet". Suka sama gaya bercerita di buku ini yang detail jadi bisa membayangkan adegannya seperti menonton film.
Profile Image for RaLav.
81 reviews22 followers
March 15, 2022
Aku bukan anak yang suka baca buku bergenre romance. Yah, bukannya tidak suka tapi kalaupun baca romance pasti romance-nya itu cuman konflik sampingan, misalnya baca fantasy romance, konflik utamanya bukan sepenuhnya romance kan? Biasanya sih masih ada konflik utama lainnya. Tapi bukan berarti aku gak mau baca romance, aku baca semua genre buku asal aku tertarik sama ceritanya (+ covernya, wkwkw) tapi aku bukan yang sampai tahap bakal beli buku yang sepenuhnya romance pakai uangku sendiri, biasanya sih bakal minjem aja dan kalaupun punya itu juga dikasih orang. Intinya aku jaraaang banget baca buku full romance.

Terbukti dengan aku yang baca buku ini bukan karena beli, tapi aku baca di ipusnas. Sebenernya aku sama sekali gak ada niat untuk baca buku ini. Buku serial musim milik Ilana Tan itu terkenal banget, kayaknya hampir semua pembaca Indonesia tahu sama serial buku yang satu ini. Tapi walaupun terkenal sedemikian rupa, aku sama sekali gak tergugah ataupun penasaran untuk baca serial ini. Bahkan aku minjem buku ini juga ga niat-niat amat buat baca, pokoknya pinjem aja dulu karena bukunya terkenal dan stocknya lumayan banyak (padahal di rak ipusnasku udah ada 3 buku lebih nangkring di sana menunggu untuk dibaca, maklum anaknya rada rakus🙂🙏).

Terus gimana caranya aku bisa tergugah baca buku ini? Awalnya aku coba baca sedikit halaman buku ini, ya sekedar icip-icip ajalah apa rasanya buku ini, itu pun aku juga gak lanjutin dengan serius. Sampai akhirnya saking banyak buku yang ada di rak ipusnas-ku, aku mencoba untuk minta temenku yang pilihin mana buku yang selanjutnya aku baca dan pilihannya jatuh pada buku Winter in Tokyo. Apakah dia pernah baca buku ini? Oh tentu tidak, wkwkwk. Dia milih pake feeling aja alias mana yang menarik buat dia. Dan apakah aku langsung nurut buat baca buku ini? Lagi-lagi, enggak. Aku cuman jadiin pilihan temenku sebagai iseng-iseng nanya.

Lengkap sudah dua paragraf menjabarkan betapa aku gak kepikiran untuk baca buku ini. Supaya gak kelamaan cerita, singkat aja karena bosen akhirnya aku coba baca buku ini dan turutin pilihan temenku. Satu, dua halaman baca masih oke ceritanya, menarik dan page turner. Tulisannya juga enak dibaca. Makin lama makin penasaran, hingga akhirnya muncul masalah utama cerita ini. Sempurna sudah, aku bener-bener dibuat suka sama buku ini. Persis pada bab itu, aku putusin pokoknya buku ini harus selesai baca hari ini juga, saking gregetnya sama konflik yang disajikan.

Dan pada akhirnya aku berterima kasih banyak buat temenku yang milihin buku ini. Alias WOII BUKU INI BAGUS BANGET 😭😭😭 Sebagus itu, aku serius. Aku sama sekali gak bisa lepas baca buku ini seharian, pokoknya setiap pegang hape pasti bacain buku ini. Dan sumpah selesai baca buku ini, Kazuto bener-bener nyantol di kepalaku. Bahkan sampe mandi-pun aku masih kepikiran sama buku ini😭😭😭

Alurnya rapi tulisannya pun juga demikian. Aku gak menemukan kekurangan sama sekali dalam buku ini. Konflik yang diberikan rasanya juga pas. Kelihatan lebay ga sih? Tapi kayaknya karena aku sama sekali gak punya ekspektasi terhadap buku ini ngebuat buku ini rasanya menakjubkan banget. Setelah selesai baca buku ini, aku tiba-tiba mikir, “Kasih rate berapa ya buku ini?” Jujur aku tiba-tiba bingung banget, aku sama sekali gak mikirin rating buku ini pas bacanya, lowong awalnya niat baca aja gak ada🥲 Gak lama kemudian aku mikir, buku ini bakal aku kasih 5 bintang, gak kurang dan gak lebih. Buku ini sukses ngebuat aku nyari kekurangannya apaan dan berakhir ngasih 5 bintang karena gak nemu kurangnya apa😂😆

Tokoh favoritku tentu saja Kazuto. Nih laki Jepang sweet abis, aku baper banget pas baca buku ini gara-gara dia. Yang ngebuat aku suka banget sama manusia fiksi satu ini adalah dia orangnya straight forward banget alias to the point. Kenapa begitu? Karena kalo dia cemburu tuh dia bilang, gak pake aba-aba mendadak bilang cemburu😭😭. Selain itu action-nya dia yang nunjukin kalau dia suka sama seseorang itu ngebuat aku baper abis. Dua bagian ini sukses ngebuat aku senyum-senyum ala orang stress.

Akhir kata aku rekomendasikan buku ini buat kalian yang suka buku romance. Sebenernya aku masih bisa ngoceh tentang buku ini sampe seribu kata lebih kayaknya tapi karena pas nulis review udah malem dan aku gak sanggup lagi, jadi mari kita sudahi dulu review kebanyakan omong ini.

Rate yang aku kasih buat buku ini tentunya 5/5⭐😉
Profile Image for Riri.
280 reviews20 followers
May 23, 2010
Without any doubt, this is my favourite Ilana Tan book so far. Just like what the title says, it takes place in Tokyo, which makes me love it even more.

Ishida Keiko is a half-Indonesian girl who lives alone in Tokyo. She works at a local library in Shinjuku, and has a broad imagination thanks to her love for books. For the last 13 years, Keiko is still obsessed with her first love Kitano Akira — even though she barely remembered his face.

Nishimura Kazuto has just moved to Tokyo. He left New York to refresh his mind... and to forget someone he loved. His new neighbour in Tokyo, Ishida Keiko, brings happiness whenever they're together. And before he knew it, he falls in love with her. Deep in his heart he's waiting for Keiko to forget her first love and start looking his way.

From the beginning of Winter until Christmas, Keiko and Kazuto has been spending their time together. But before the love between them has the chance to grow any further, Kazuto has an accident that causes him to lose his memories. He couldn't remember anything that has happened since he came to Tokyo. Including his days together with Keiko.

Even if he lost his memories, his heart is still longing for her. Without knowing why, Kazuto feels that something is missing in his life...

In Winter in Tokyo, the characters are strongly built and developed. Both protagonists have strong personalities, and the sub-characters are not flat. Kazuto is my favourite character in this book. He's gentle, sweet, funny and also realistic. What I like from him is that he's actually thinking of doing something to win Keiko's heart. :)

The story is simple and nice, with some little twists that make things more interesting. It's like watching a Japanese drama, and I couldn't stop reading because I really wanted to know what would happen next. Highly recommended for people who enjoy a sweet, first love story.
Profile Image for yun with books.
616 reviews226 followers
July 2, 2020


Buku ini menjadi buku favorit nomor satu aku dari seri Four Seasons Ilana Tan. Salah satu aspek yang menjadi alasan kenapa aku menyukai buku ini adalah cerita slow-burn romance antara Keiko dan Kazuto yang slightly lebih realistis dari dua novel sebelumnya (re: Summer in Seoul & Autumn in Paris). Selain itu, karakter Kazuto pun lebih "kalem" daripada Tae-Woo yang menurutku sedikit over-protective dan Tatsuya yang kelam dan tidak berwarna.

Kazuto dan Keiko adalah dua manusia yang tinggal di gedung apartemen yang sama dan apartemen mereka hanya terpisah koridor, alias mereka bertetanggaan. Kisah cinta mereka sih masih biasa dan klise ya, tapi lebih mendingan daripada dua buku sebelumnya.
Salah satu hal yang bikin aku ketawa sambil geleng-geleng kepala adalah bahwa Kazuto dan kepala bukanlah perpaduan yang bagus bayangin aja, itu cowok 2 kali kepalanya kena pukul tongkat bisbol. hahaha.. masih untung gak pecah kepalanya.

Keiko juga karakter yang menarik dan ceria. Walaupun aku mengharapkan sesuatu yang lebih bikin hati perih ketika Kazuto hilang ingatan tentang hubungan dia dengan Keiko. Tetapi saya memaklumi.
Anyway, aku juga mencoba menonton filmnya. Hanya dengan aku skip, sudah bisa membuat aku "ilfeel". Hahaha... okay stick with the book then!
Profile Image for Sache.
148 reviews
September 15, 2010
Berbagai foto yang diambil Nishimura Kazuto adalah gambaran masa lalunya, dimana bagian-bagian penting di hidupnya tersimpan ketika kenangan tak lagi dalam rengkuhannya.

Cinta pertama Keiko Ishida adalah hal yang paling penting selama 13 tahun ini, bahkan ketika ada orang lain menunggunya untuk melihatnya.
Hingga kemudian orang itu hilang, dan semua hal yang mereka lalui terlepas.

Kata orang, kesadaran akan pentingnya sesuatu baru datang jika sesuatu itu terlepas dari genggaman.
Bahkan meskipun 'sesuatu' itu, hanya berjarak 5 langkah dari tempatnya berdiri.

Dan hari itu hujan turun di kota Tokyo...



Novel terakhir yang gue baca. Awalnya agak panik novelnya sedih. Biasalah, pepatah 'Jangan menebak buku dari sampulnya' nggak pernah gue terapkan dengan baik.
Misalnya aja, Summer in Seoul dan Spring in London punya sampul yang kelihatan seperti kartu pos, maksudnya pinggirnya ada putihnya. Beda dengan novel ini dan Autumn in Paris yang sampulnya penuh.
Kedua: Winter dan Autumn sebangsa. Istilahnya, sama-sama dingin. Artinya: jangan-jangan sama-sama sedih lagi!

Tambahan lagi, saking penasaran gue baca epilognya dulu dan SANG EPILOG GAK NGASIH KEJELASAN APA-APA! (lebay banget gue) Jadi mau gak mau yah, harus baca berurutan.

Lanjut deh review, kebanyakan komentar gue.

Musim dingin di Tokyo benar-benar terasa disini meskipun sayangnya, seperti biasa Ilana Tan nggak pernah menjelaskan keadaan disana dengan baik, dia lebih suka menggambarkan perasaan tokoh-tokohnya.
Harus diakui, masalah gambaran kota, novel ini lebih baik dari yang lain.

Kazuto, si fotografer nyentrik, sejujurnya agak tidak realistis. Masa dalam waktu 3 hari dia tertarik pada Keiko, si cewek yang mencintai cinta pertama 13 tahun yang lalu. Padahal saat itu si Kazuto baru patah hati.

Belum lagi, udah jadi khas Ilana Tan kalau ceweknya dingin dan cowoknya duluan yang ngejar. Kecuali Autumn in Paris, tapi akhirnya cowoknya meninggal, jadi nggak termasuk. Keiko ini ragu-ragu akan Kazuto, istilahnya menyerah sebelum bertarung. Dia lebih memilih dengan si Dokter bahkan meskipun ada tanda-tanda Kazuto kembali.

Meskipun seperti yang dibilang, cerita awal yang singkat banget, tapi setelah Kazuto hilang ingatan semuanya berkejaran.
Kesedihan Keiko dan kebimbangan Kazuto tergambar jelas bikin gue pingin makan cokelat saking frustasinya (ini sih lapar!).
Apalagi hujan musim dingin terasa banget di lembar-lembarnya.

Soal Tokyo yang singkat di toleransi aja deh.

Tapi akhirnya kurang 'nendang'. Terlalu datar untuk cerita yang bikin mengigil gini.
Meskipun begitu, novel yang lebih tebal dari 3 lainnya ini lumayan keren untuk dibaca berkali-kali. Walaupun tentu saja, nggak ada yang bisa mengalahkan Monsieur Fujitatsu di musim gugur!


PS. Jari gue serasa mau copot ngetik review Summer in Seoul, Autumn in Paris dan ini lewat hape yang bukan qwerty! (ataupun touchscreen)
Gak heran kalau hape (dan jari mungkin) cepet tewas saking capeknya.
Maaf yah sayang...
Profile Image for Lisa.
59 reviews17 followers
August 23, 2012
Apa yang sudah dilakukannya sampai bisa membuat anda terinspirasi?
…. Dia tidak melakukan apa-apa…. Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa.
Yang paling penting adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya melihatnya…..
Yang harus saya lakukan hanyalah melihatnya. Hanya melihatnya.
Dan saya akan merasa bisa menghadapi segalanya.
Saya hanya berharap dia bisa melihat saya.

Bagaimana rasanya mencintai tanpa menuntut apa-apa? Hanya dengan melihatnya ada saja sudah bisa membuat kita merasa bisa menghadapi segala sesuatu.

Winter in Tokyo juga membuat saya berpikir apakah perasaan memang lebih kuat dari ingatan? Saya tahu banyak sudah film maupun buku yang menulis tentang hal serupa. Namun tetap saja, membaca cerita ini membuat saya jadi berpikir-pikir lagi. Kalau saya suatu saat saya terkena amnesia, apakah yang akan menjadi kehilangan utama saya?
Semua ingatan tentang masa kecil?
Semua ingatan tentang masa-masa indah pacaran? Atau justru senang karena bisa melupakan masa-masa sakit saat putus cinta?
Semua ingatan tentang perjuangan untuk dapat bekerja dan menghasilkan sesuatu dengan baik?

Ah rasanya tidak. Setelah sekian lama, ternyata semua ingatan tidak berpengaruh penting terhadap hidup di saat ini. Yang berpengaruh penting justru semua perasaan yang saya pernah rasakan selama berusaha menjalani hidup ini dengan sebaik mungkin. Semua itu yang membentuk saya menjadi seperti sekarang.

(Hei! Ini sebenarnya review atau curhat sih? Hihihi… maaf… tapi jadi kepikiran saat harus membuat review…)

Sejak sebelum aku kehilangan ingatan aku sudah menyukaimu.
Ketika aku tidak mengingat apa-apa, aku kembali jatuh cinta kepadamu.
Jadi yaa, aku akan tetap mengatakan hal yang sama walaupun seandainya ingatanku belum kembali.
.

Apa yang harus kulakukan supaya kau bisa mengingatku?

Naa… kutipan yang juga keren, mestipun tidak ada hubungan langsung dengan isi bukunya adalah sebagai berikut :

Kenapa harus takut gelap kalau banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?
Profile Image for Nike Andaru.
1,508 reviews101 followers
August 2, 2010
Saya sesungguhnya tidak terlalu suka Jepang, lebih suka Paris. Tapi saya harus jujur, Winter in Tokyo ini lebih bagus dibanding 2 buku Ilana sebelumnya, Summer in Seoul dan Autumn in Paris.

Bercerita tentang Ishida Keiko yang mencari cinta pertamanya, yang dikenalnya dengan Akira. Akhirnya Keiko menemukannya. Tidak hanya menemukan sang cinta pertama, Keiko bertemu Kazuto yang merupakan tetangganya yang sudah lama tinggal di New York.

Ternyata, cinta pertama yang diketahui Keiko selama ini salah dan Keiko akhirnya tanpa dia sadari telah menyukai Kazuto.

Masih mengusung cerita cinta yang manis dengan romantisme yang manis pula, tidak berlebihan. Itu yang saya suka dari Ilana Tan.
Namun, setelah membaca 3 buku seri season ini saya bisa menarik kesimpulan, sbb:
- Si cowok yang naksir tokoh utama selalu cinta pada pandangan pertama gitu. Saya lebih suka prosesnya jatuh cinta, ga langsung cinta yang Ilana saja sulit menggambarkannya.
- Selalu di seperempat akhir cerita ada kecelakaan. Entah digebukin org atau kecelakaan lain.
- Ada cerita yang akhirnya terkuak yang mungkin dari awal tidak terlalu terliat.

Ah, dari poin2 itu saja saya sudah tau rumusnya Ilana Tan :D
Ini yang sepertinya harus diketahui penulis, sehingga ga buat ceritanya berformula yang akhirnya membuat pembaca tau fasenya. Its ok klo seri season di buat seperti ini. Tapi klo buat buku lagi dan begini lagi, mungkin pembaca akan cepat bosan.

Terlepas dari itu semua, saya juga ingin memberi penilaian untuk covernya. Dan lagi-lagi, cover Winter in Tokyo ini menurut saya lebih 'cakep' dibanding 2 buku sebelumnya.
Profile Image for Gloria Limbong.
32 reviews4 followers
March 26, 2012
Well.
Aku baca buku ini karena membaca referensi dan sinopsisnya, sepertinya cukup menarik.

Namun, walaupun sudah berbulan-bulan nangkring di rak bukuku, tetap saja belum sempat baca.
Karena begitu banyaknya buku-buku lain yang menarik minat dan perhatian aku.
Namun liburan 3 hari dirumah membuatku berpikir untuk membaca buku yang ringan-ringan dulu.
Akhirnya jatuhlah pilihanku ke buku jenis metropop ini.

Ini adalah buku pertama Ilana Tan yang aku baca.
Katanya sih ada beberapa buku Ilana Tan yang lain, yang judulnya mirip-mirip dengan Winter in Tokyo ini.

Kesimpulanku setelah menyelesaikan buku ini.

Ceritanya cukup membuat penasaran, walaupun akunya sendiri sudah cukup bisa menebak-nebak gimana akhirnya.
Namun ada saja hal-hal yang membuat aku kurang nyaman sewaktu membacanya.
Misalnya, Keiko gak segan mau digendong ketika kakinya sakit padahal itu mereka belum genap sebulan saling mengenal.
Apa salahnya dipapah aja :D
Proses jatuh cintanya juga cepet banget, masak iya Kazuto yang jelas-jelas datang untuk melarikan diri dari New York untuk mengobati hatinya yang sedang terluka begitu cepat melihat ke wanita lain dan tidak mengingat yang sebelumnya sama sekali?
So, Semuanya berjalan terlalu cepat (menurut aku sih).
Jadi agak kurang nyata. (ya iyalah, namanya Fiksi hihihi)

Ya mungkin ini bukunya di tujukan untuk remaja kali ya.
Kalo untuk aku sih, aku jadi banyakan protesnya pas baca hahaha.
Intinya. Untuk bacaan hiburan bolehlah..
Profile Image for Elisa Yuliana.
40 reviews5 followers
March 20, 2013
Winter in tokyo

Ilana Tan emang gak pernah mengecewakan. Dari empat musim, cerita ini yang paling aku suka. Karena disini paling menggugahnya, complicated dan menyentuh.
Apalagi adegan Kazuto lindungi Keiko pas berlawanan sama preman-preman. Ahhhh!!! This guy is so gentle as heaven!! Dia rela dipukulin, diapain juga, asal Keiko gak terluka. Dia meluk Keiko sementara badan dia terus dipukul. Disini breathtaking bgt sumpah.
Dan yang paling manis endingnya ; ternyata kazuto emang first love-nya Keiko.

Novel ini buat aku imagine kalo aku lagi di tokyo pas winter---apalagi karna sekarang emang winter di Jepang sana---jadi berasa dingin dingin gimanaaaaaa gitu *oke, ini gak nyambung.

5 stars for this amazing story!! Ilana Tan, I'm your truly biggest fan!
Profile Image for Yosi.
23 reviews10 followers
February 7, 2009
Illana Tan membuat saya merasa seperti sedang melihat dorama Jepang dari bukunya ini. Tidak terlalu melebihkan atau menonjolkan setting Jepangnya, tapi Illana Tan bisa membuat saya berasa di Jepang. Gaya bahasa yang mirip teks-dubbing dorama Jepang membuat kesan doramanya makin terasa. Kesan yang saya dapat saat membaca buku ini adalah mengaliiiiiiirrr.....dan romantiiiissss....
untuk yang suka drama Jepang atau Korea, wajib baca buku ini ^^
Profile Image for miss Hyun Min.
2 reviews
November 24, 2012
tetangga ku yang baru pindah itu ternyata si penemu kalungku!!!!!
eummmmm, sangat berharap bisa menjadi seorang keiko, yang bisa mendapatkan pria jepang sekelas kazuto :)
woahhhh ini ovel pertama dari kaka ilana yang aku beli
jadi tadinya aku beli ini dalam keadaan g ada arah tujuan, tapi ketika liat covernya tadinya suka doang, pas udah baca
satu kelas tak pamerin buku ini, bener-bener bikin merah pipiku saat baca, berasa jadi keiko ^^
Profile Image for Sefryana.
Author 23 books275 followers
September 1, 2009
Saya tidak begitu menggandrungi Jepang. Tapi saya sangat menyukai cara Ilana Tan menggambarkan Jepang--Tokyo khususnya. Untuk kesekian kalinya, Illana Tan menggunakan 'sakit' sebagai bahan di dalam cerita. Mulai dari Summer in Seoul, Autumn in Paris, dan kini Winter in Tokyo. Semuanya berhubungan dengan 'sakit'.
Profile Image for Bunga ✿.
180 reviews9 followers
December 18, 2021
Masih kebawa baper sama buku ini. Menurutku kisah cinta kazuto dan keiko lebih realistis dan slowburn dari 2 buku sebelumnya. Mungkin itu kenapa winter in tokyo jadi favoritku dari series four seasons. Selain itu, aku suka cara ilana tan menulis buku ini, terkesan sangat rapi dan bikin nyaman ketika dibaca
Profile Image for Vita Wulandari.
18 reviews6 followers
February 25, 2012
description

Judul: Winter in Tokyo
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Hal: 320 halaman
Kategori: Metropop
Harga: Rp 40.000,-


Winter in Tokyo, artinya musim dingin di Tokyo. Melihat covernya sekilas, saya sudah berasa hawa-hawa dinginnya. Dari sanalah saya tergerak untuk mulai membolak-balik halaman demi halaman novel ini.

Ishida Keiko atau yang biasa dipanggil Keiko Chan adalah gadis berusia 25 tahun, blasteran indo jepang. Dia tinggal di sebuah apartemen mungil No. 202 dan bekerja di perpustakaan. Saat ini Keiko belum memutuskan untuk jatuh cinta lagi, karena hatinya masih terpaut kepada Kitano Akira, cinta pertamanya.

Sampai suatu hari ada fotografer profesional dari New York yang datang dan memutuskan untuk pindah ke Tokyo. Nishimura Kazuto kembali ke Tokyo untuk mencari suasana baru sekaligus mengemban misi untuk melupakan Yuri, wanita yang pernah di cintainya. Kazuto tinggal di apartemen No. 201, tepat berseberangan dengan apartemen Keiko.

Pertemuan Keiko dan Kazuto di awali pada musim dingin. Makin kesini hubungan mereka semakin dekat. Mulai dari belanja bersama, makan bersama sampai menghabiskan malam Natal bersama. Kata orang Jawa, witing tresno jalaran kulino. Yup, kedekatan mereka ternyata menimbulkan benih-benih cinta di hati Kazuto.

Sementara Keiko, gadis polos itu hanya menganggap Kazuto sebagai tetangga yang paling baik sedunia. Apalagi dia bertemu kembali dengan cinta pertamanya. Cinta lama bersemi kembali, itulah yang dirasakan Keiko. Sejak pertemuannya dengan Akira, Keiko lebih memusatkan perhatiannya kepada dokter cinta itu. Sudah jelas menimbulkan kecemburuan sosial kan yah?

Hingga maut itu terjadi. Kazuto mengalami insiden yang menyebabkan amnesia a.k.a lupa ingetan. Kazuto sama sekali nggak mengenali Keiko, bahkan lupa akan perasaannya terhadap Keiko. Disinilah Keiko mulai merasa kehilangan sosok yang selama ini mengisi hari-harinya. Mereka kembali dekat, dan Kazuto kembali jatuh cinta pada Keiko untuk kedua kalinya.

Kekuatan cinta yang akhirnya membangkitkan ingatan Kazuto, sekaligus mempesatukan cinta mereka. Happy ending love story!

Tokoh:
Novel ini mempunyai banyak tokoh, namun cerita hanya di pusatkan kepada tokoh utama yaitu Keiko dan Kazuto. Yang saya suka dari novel ini, Mbak Ilana Tan mengemas kedua tokoh tersebut lengkap dengan perasaannya masing-masing. Jadi kita pembaca bisa ikut terhanyut dan terbawa emosi, kapan tokoh itu senang, sedih, marah, cemburu dll. Nilai plus!

Setting:
Tidak di ragukan lagi, sebagai penggemar drama saya paling suka novel-novel bertema luar negeri. Dan mbak Ilana Tan berhasil menghipnotis saya untuk ikut hijrah ke Jepang. Maksudnya gini, saya bisa merasakan suasana disana, tempat2 romantis disana dan tentu menggigilnya Tokyo saat hujan salju.

Gaya Penulisan:
Ini juga point yang saya suka dari novel ini. Mbak Ilana Tan menggunakan bahasa Indonesia baku. Beda dengan novel-novel remaja yang lebih interest menggunakan bahasa gaul. Berasa lembut dan ngga ada yang berlebihan, namun berhasil menyentuh emosi pembacanya.

Alur Cerita:
Sebenernya cerita novel ini simple. Bisa di bilang pasaran dan kayak sinetron hehe.. Mulai dari jatuh cinta karena kebiasaan, hilang ingetan, inget lagi setelah tragedi kedua dll. Endingnya mudah untuk ditebak. Tapi ngga tau kenapa ya, asik aja bacanya. Nggak ada kisah percintaan yang berjalan mulus kan yah? Dan itulah salah satu yang membuat saya penasaran, kira2 sandungan dan konflik apa lagi yah? Meskipun agaiiiin, endingnya sudah bisa ditebak

Favorit Scene:
Paling suka adegan di stasiun kereta api. Waktu itu Kazuto nganterin Keiko pada hari Natal. Sebenernya Kazuto ingin mengungkapkan perasaannya disana namun kereta keburu dateng. Akhirnya mereka cuman bisa berpandangan lamaaaa sekali (dengan pikirannya masing-masing) sampai jarak bener2 memisahkan. So sweetnya...

Favorit Quote:
“Bisakah kau melupakannya dan mulai benar-benar... benar-benar melihatku?”

“Aku menyukaimu, Ishida Keiko. Tidak. Kurasa yang benar adalah aku mencintaimu. Apa yang harus kulakukan agar kau bisa melihatku?”


Pesan Moral:
Kata bang haji, kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga. We just never know what we've got til its gone.. and when we realized it, its just too late. Hargai dan jaga apa yang kita miliki sekarang. Jangan sampai lepas dan ketika kita sadar, semuanya sudah terlambat dan tak bisa di ulang lagi.

Over all.. this is a good novel. Rugi kalo sampai ngga baca. Believe me!

Rate: 4/5
Profile Image for Tia Ayu Sulistyana (tiareadsbooks).
251 reviews66 followers
June 25, 2020
•reread•

4.3/5⭐

❝Orang yang membutuhkan perubahan suasana biasanya ingin melupakan sesuatu. Bukankah begitu?❞
—Page 63, 90

❝Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?❞
—Page 68

❝Mimpi tidak akan bertahan lama. Ia boleh saja hidup dalam mimpi, tetapi cepat atau lambat kenyataan akan mendesak masuk. Dan ketika kenyataan mendesak masuk dan berhadapan denganmu, kau hanya bisa menerima.❞
—Page 256

❝Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Yang paling penting adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya.❞
—Page 302

❝Sejak sebelum aku hilang ingatan aku sudah menyukaimu. Ketika aku tidak mengingat apa-apa, aku kembali jatuh cinta kepadamu. Jadi, ya, aku akan tetap mengatakan hal yang sama walaupun seandainya ingatanku belum kembali.❞
—Page 303

•••

Winter in Tokyo bercerita tentang Nishimura Kazuto, seorang fotografer handal yang baru kembali ke Tokyo. Ia meninggalkan New York untuk mencari suasana baru, juga melupakan seseorang yang ia cintai. Kazuto merupakan tetangga baru dari Ishida Keiko, seorang gadis yang bekerja di perpustakaan umum di Shinjuku. Selama 13 tahun, Keiko masih mengingat sosok anak laki-laki bertopi biru yang merupakan cinta pertamanya.

Waktu yang mereka habiskan bersama membuat Kazuto dan Keiko semakin akrab. Keduanya merasa nyaman berdua, namun belum menyadari perasaan masing-masing. Hingga sosok Kitano Akira dan Yuri muncul di antara keduanya yang membuat mereka menyadari pentingnya sosok satu sama lain bagi hidup mereka.

Well, the story is quite cliché especially when Kazuto got amnesia. But I must say that the chemistry between Kazuto and Keiko is quite strong and unique too. Even though there're some loopholes and the storyline is predictable, but I enjoy reread this book a lot. I love how Kazuto and Keiko interact with each other. They're so lovely!

Winter in Tokyo was the first book of Ilana Tan that I ever read and I fall for it right away. I bought this book because the cover design is beautiful and the blurb is interesting. I'd say that after Autumn in Paris, Winter in Tokyo is on the second rank among Ilana Tan's books that I love.

I do admire Ishida Keiko so much! Since the moment I know her, she made me have this desire to be able to work in the library as a librarian. When I was in Senior High School, I want to apply to library science, but unfortunately, my family didn't allow me to, so yeah, I end up at international relations.

Anyway, do you have any desire/goal/dream that inspired by characters from books? What's it?
August 10, 2010
Halo, saya kembali me review bukunya Mbak Ilana :)

Winter in Tokyo - Ilana Tan. Buku ketiga dari novel seri musimnya Mbak Ilana.

Yah, novelnya bagus. Banget deh. Saya suka banget sama sinopsisnya. Keren. Err.. apalagi yaa.. ceritanya aja deh ya?

Ishida Keiko bertemu dengan Nishimura Kazuto pada awal musim dingin. Semakin hari mereka semakin dekat, sampai akhirnya Kazuto jatuh hati pada Keiko. Tapi masalahnya, Keiko itu masih menyimpan kenangan tentang cinta pertamanya, yang ternyata muncul lagi di kehidupannya. Ribet deh. Ditambah lagi Kazuto yang mendapat insiden, hingga koma dan hilang ingatan.

Sekilas ceritanya gitu deh. Meski udah agak ketebak, tapi tetap aja Mbak Ilana mendeskripsikan novelnya secara keren sekali. Terlihat nyata. Dan lagi, ini tentang musim dingin dan Jepang, gitu loh! Dua hal favorit saya.

Mbak Ilana juga menjelaskan keadaan Jepang dengan lumayan detail. Yah, ngga dapat pergi kesana, dikhayalkan berdasarkan deskripsi Mbak Ilana jadi deh...

Ada satu part yang bikin saya senyum-senyum sendiri, yaitu saat Kazuto menimbulkan suara berisik agar Keiko keluar dari apartemennya. Menurut saya sih, caranya konyol tapi cerdas! Haha, jadi pengen ketemu Kazuto deeeeh *menerawang*

Giliran curcol deh ya, huohoho. Saya suka banget sama karangannya Mbak Ilana ini, karena tiap novelnya pasti ada hubungan. Seperti misalnya, di buku Autumn in Paris, ada disinggung sedikit tentang Keiko. Dan di buku itu juga, ada disinggung sedikit juga tentang tokoh di Summer in Seoul. Saya, yang pada dasarnya orangnya penasaran sama apa yang terjadi pada tokoh lain, tentu jadi senang karena akhirnya cerita tokoh itu terungkap.

Nah, yang saya dengar, cerita di Spring in London, itu tentang si Ishida Naomi, saudara kembarnya Keiko. Nah, kan! Ada hubungannya lagi! Makin sukaaa deh. Eh tapi sebenarnya agak kecewa juga sih.. kenapa ngga Kitano Akira aja yang diangkat kisahnya? *plak emang saya siapa ngatur-ngatur?* Yah, tapi overall saya cukup puas lah dengan novel Mbak Ilana yang satu ini :D

Oh iya, urutan membaca saya juga aneh loh. Saya baca Autumn in Paris dulu, terus Winter in Tokyo. Dan rencananya mau beli Spring in London dulu baru beli Summer in Seoul. Biar deh aneh, yang penting happy (?)

Yep, that's all of my opinion (and also my curcol, teteuup). How bout you? :D
Profile Image for Samuel.
8 reviews1 follower
February 18, 2013
cerita nya bagus.. bikin gergetan.. pembaca sengaja di kasi tau keadaan sebener nya yg g di ketahui tokoh" yg ada di cerita..
happy ending nya good.. tapi mungkin gra" udah banyak cerita yg berakhir dengan happy ending, jadi w g terlalu surprise dengan happy ending nya.. tapi yg menarik adalah jalan cerita nya.. seperti yg udah w tulis di kalimat" pertama w di review ini..

w kasi rating 4 sih cuma gra" w kurang puas dengan ending nya... menurut w bkal tambah bagus klo di ending nya di ceritain kejadian di malam valentine nya.. kan klo cuma berhenti di jalan mereka lg mau ke restaurant nya kesan nya mengganjal.. tapi karena cerita nya bagus dan termasuk unik menurut w, nmakanya w kasi 4... klo g unik cerita nya, mungkin w g nge rating nih novel sama sekali.. hehe..

o ya, ini buku pertama yg w baca di karya nya Ilana Tan.. dan hebat nya lagi, w udah liat buku ini udah lama, dan dari awal w ketemu nih buku, w emg udah tertarik gra" judul nya... winter in Tokyo.. w g pernah ke Tokyo, tapi w tertarik dengan winter nya.. w emg suka sama cuaca bersalju di luar negri, walaupun w jg lum pernah mengalami nya... yaaah, mungkin nanti di masa depan..
tapi hebat nya lg w di pertemukan lg dengan buku ini secara tidak sengaja di rumah temen w.. tapi sayang nya w udah lupa klo w pernah liat buku itu, tapi tetep, judul nya menarik perhatian w, shg w minta pinjem dan w baru inget klo nih buku adalah buku yg berjudul sama di tempat pertama kali w liat nih buku.. hahaha.. kejadian yg aneh..

tapi w bersyukur.. nih buku emg isi nya bagus.. good applause deh buat Ilana Tan..
Profile Image for Yukino Kirihara.
1 review3 followers
October 3, 2009
Nishimura Kazuto, orang amerika yang blasteran jepang ingin melupakan Iwamoto Yuri, Temannya yang dia suka malah tertarik pada sahabatnya. untuk melupakan Yuri, ia pergi meninggalkan tempat tinggalnya di New York dan pindah ke Tokyo. Ia punya alasan karena ia seorang fotografer. sesampainya di Tokyo-- di hari pertamanya, ia bertemu Ishida Keiko, tetangga sebelah apartemen barunya. wajahnya tidak seperti orang jepang -- pikirnya. memang, Keiko adalah orang jepang keturunan Indonesia. Keiko yang selalu cerewet, dan takut gelap membuat Kazuto mulai bisa menjernihkan pikirannya kembali dari Iwamoto yuri. Ditengah tengah kebahagiaan Kazuto dengan Keiko, Ada suatu masalah yang membuat Kazuto melupakan pertemuannya dengan keiko, ingatannya hilang.. selama 1 bulan terakhir.. selama 1 bulan itu-lah ia bertemu Keiko.. selama 1 bulan itu-lah dia pindah ke Tokyo, selama 1 bulan itu-lah.. cintanya mulai tumbuh dan selma itu ia mulai bisa menjernihkan pikirannya akan Yuri.. namun saat ia menggali kembali ingatan yang hilang itu, Yuri kembali kepadanya dan memintanya untuk kembali ke dalam pelukannya.. Kazuto yang tidak ingat apa-apa langsung menerimanya dengan spontan. namun saat ia bersama Yuri.. mengapa dia merasa sendiri dan hampa? mengapa ia menjadi hilang saat yuri berada di sampingnya? dan... Sesuatu yang hilang itu sangat penting baginya.. hanya sesuatu itu lah yang bisa membuatnya ceria, tenang.. namun.. Apakah sesuatu itu?


temukan jawabannya di Winter in Tokyo! ^^
221 reviews35 followers
February 23, 2013
Hampir semua adegan interaksi antara si cewek dan cowok sudah sering saya lihat entah di komik/ drama Jepang. Dengan apik sang penulis merangkai semuanya jadi satu. Karakter cowok yang baik hati berusaha merebut perhatian si cewek dengan bersikap jahil dan si cewek yang polos dengan perhatian si cowok. Lalu kejadian sewaktu kecil yang membuat si cewek salah paham tentang cowok yang dia taksir. Membosankan.

Ada satu hal yang menurut saya luput diolah dari si penulis, tentang panggilan nama. Di Jepang, memanggil lawan jenis (tanpa hubungan keluarga/ teman kecil) dengan nama kecil (bukan nama keluarga) adalah sesuatu yang intim menggambarkan tingkat kedekatan mereka | sayangnya hal ini tidak dimanfaatkan penulis dengan sepasang tokoh utama yang sudah luamua banget tinggal di Jepang (dan seharusnya tahu tentang hal ini tentu saja). Saya membaca novel ini karena seorang editor dari tempat penerbitan novel ini mereferensikan novel-novel penulis yang bisa menjadi referensi setting yang bagus. Tapi saya tidak merasakan Tokyo dari novel ini, secara tempat ataupun budaya.
Profile Image for Stefanie Sugia.
726 reviews171 followers
February 10, 2010
Ilana Tan, salah satu pengarang favoritku yang selalu aku tunggu buku berikutnya (tapi kok engga keluar2) :(
3 buku yang aku baca karangan Ilana Tan - termasuk Winter in Tokyo - semuanya memiliki ciri khas tersendiri. Cara penulisan Ilana Tan begitu menarik untuk dibaca, membuat kita seolah sedang melihat kejadian sebenarnya. Setiap detail yang digunakan oleh Ilana Tan dapat memberitahu pembaca bagaimana perasaan yang sedang dialami oleh tokoh.
Pokoknya ngga mungkin bosen deh baca buku-nya Ilana Tan.
Mudah-mudahah Ilana Tan cepet ngeluarin buku baru ya :)

Other books by Ilana Tan (Recommended):
Summer in Seoul
Autumn in Paris
Profile Image for Vie Olyvia.
43 reviews4 followers
September 14, 2012
Winter in Tokyo..
buku ini udh lma pengen aku baca dan bru terwujud sekarang.

keiko dan kazuko mereka pernh bertemu dulu saat masih kecil namun karena kesalahpahman keiko salah mengenali kazuko cinta pertamanya.
namun takdir kembali menemukan mereka.

oohhh ka ilana pinter bgt bikin buku ini :))
bikin dag dig dug baca nya hahahaha
aku kasih 4/5 star untuk ceritanya yg memukau
Displaying 1 - 30 of 651 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.