Kim Haenam, selaku penulis buku ini menuliskan kalimat berikut dalam sinopsis : "Aku menulis buku ini untuk membagi pengetahuan dan ceritaku kepada oraKim Haenam, selaku penulis buku ini menuliskan kalimat berikut dalam sinopsis : "Aku menulis buku ini untuk membagi pengetahuan dan ceritaku kepada orang-orang yang bermasalah dengan kesehatan mental mereka dan menderita karenanya, serta bersama-sama menemukan jawaban dari pertanyaan, 'Lalu, apa yang haru kulakukan sekarang?' Jika cara ini bisa menyembuhkan mereka atau menjadi sinar terang untuk membuka pintu harapan, tidak ada yang lebih kuharapkan dari itu." Dan setelah selesai membaca buku ini, menurut saya penulis berhasil mencapai tujuannya tersebut.
Untuk sebuah buku yang membahas tentang kesehatan mental, buku ini cukup kompleks namun tetap nyaman untuk dibaca karena dikemas dengan sangat baik, mulai dari bahasa yang digunakan, maupun cara penulis menjelaskan berbagai penyakit kejiwaan dengan dianalogikan melalui sebuah cerita hidup seseorang sehingga mudah bagi saya sebagai pembaca yang awam untuk memahami jenis-jenis penyakit kejiwaan dan bagaimana cara sederhana menghadapinya.
Perasaan saya menghangat ketika membaca buku ini, terutama pada beberapa bagian yang menurut saya relate dengan keadaan yang pernah saya alami. Jika saya diminta untuk merekomendasikan buku yang 'menyembuhkan' maka saya akan merekomendasikan buku ini sebagai salah satunya.
"Melihat diri kita yang lemah dan ketakutan merupakan hal yang menyakitkan, tapi dengan merasakan kesedihan dan melihat kembali dalam diri kita, kita bisa memeluk hangat diri kita sendiri. Tidak hanya itu, kita juga dapat meraih kekuatan untuk tidak melarikan diri dan bersembunyi, serta meraih kekuatan secara sehat" -Hal. 282
Selain "healing" dan "heartwarming", buku ini juga memberi banyak insight baru karena didalamnya memuat berbagai istilah penyakit mental yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Kemumgkinan untuk menangis ketika membaca buku ini sangat besar, karena pengalaman yang diceritakan terasa begitu dekat dan nyata. Mungkin ini terkesan berlebihan, tapi sepanjang membaca buku ini saya merasa menjadi 'manusia' seutuhnya. Selain itu juga karena isi dari buku ini sendiri membuat saya merasa seperti akhirnya ada seseorang yang bisa mengerti.
Setidaknya walaupun sekali dalam seumur hidup, seseorang harus membaca buku ini!...more
"Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti?" Pertanyaan inilah yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini. Judulnya yang dingin, memb"Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti?" Pertanyaan inilah yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini. Judulnya yang dingin, membuat saya menerka akan seperti apa isi dari buku ini. Ini adalah sebuah pertanyaan yang selalu melekat di pikiran saya jauh sebelum saya mengetahui buku ini. Sebuah pertanyaan yang jawabannya tidak sesederhana pertanyaannya.
Namun setelah membacanya, isi dari buku ini tidak sedingin judulnya, kok. Didalam buku ini, penulis menceritakan berbagai pengalaman dan problematika yang ia hadapi dalam hidupnya. Penulis menarasikan pengalaman-pengalamannya tersebut secara sederhana. Ketika membaca buku ini, saya merasa seperti sedang bertukar keluh kesah dengan seorang sahabat. Bahasa penulisannya yang ringan menenangkan sekaligus memberi kesan hangat. Selain itu saya merasa seperti menemukan solusi atas perasaan yang sedang saya alami, karena topik problematika yang diangkat didalam buku ini adalah problematika yang dialami manusia pada umumnya.
Barangkali teman-teman sedang berada di fase dimana mencemaskan segala sesuatu, cobalah untuk membaca buku ini. Barangkali kecemasan tersebut bisa sedikit memudar melalui narasi hangat dan kesan tenang yang dituangkan penulis dalam buku ini.
Dari sejak memulai buku ini, saya berusaha keras untuk menahan diri saya untuk tidak meng-highlight buku ini, karena ada begitu banyak kalimat-kalimat yang saya sukai didalamnya. Selain itu, buku ini akan saya jadikan sebagai salah satu comfort read yang akan saya re-read kapanpun saya memerlukannya.
"Aku ingin hidup sebaik-baiknya sesuai dengan namaku yang berharga dan penuh makna. Mungkin tidak bisa sebaik nama itu sendiri, tetapi aku ingin tetap menjadi prang baik. Aku ingin jadi orang baik, lalu bertemu dengan orang baik lainnya."
Jadi, siapa yang datang ke pemakamanmu saat kamu mati nanti?...more
"I say don't find yourself. I say never know who you are. Because that's what keeps you striving and discovering. And it forces you to remain humble i"I say don't find yourself. I say never know who you are. Because that's what keeps you striving and discovering. And it forces you to remain humble in your judgments and accepting of the differences in others"
[Review in Bahasa Indonesia]
One of the best self-improvement book i've ever read!
Sejujurnya, saya bisa dibilang picky kalau tentang buku self-improvement, karena tidak sedikit dari genre buku ini yang bukannya memotivasi malah menjadi Toxic Positivity. Dan saya menghindari hal-hal demikian, karena bukannya membaik, justru membaca buku yang demikian malah membuat saya cepat lelah ketika mengimplemetasikannya kedalam kehidupan sehari-hari. Tapi buku ini sama sekali tidak, sebaliknya justru ini berbeda dari kebanyakan. Penulisnya, Mark Manson, menurut saya malah terkesan frontal dalam penulisannya, penyampaiannya gamblang, tidak diperhalus dan tidak dipanjang-panjangkan, karena itu berkali-kali saya merasa tertampar dengan tulisannya sepanjang saya membaca buku ini. Selain itu ini juga menjadi nilai plus dari buku ini, karena penyampaiannya tidak dipanjang-panjangkan jadinya pembaca tidak perlu khawatir akan merasa bosan saat membaca buku ini.
Banyak sekali poin-poin di dalam buku ini yang saya highlight karena dirasa sangat bermakna dan relate dengan kehidupan yang saya jalani. Penulisnya berhasil mengangkat nilai-nilai yang sering dianggap 'spele' oleh orang-orang menjadi 'bernilai' melalui cerita yang diangkatnya pada setiap permulaan bagian-bagian.
Saya tidak menemukan celah dari buku ini yang bisa saya jadikan kekurangan, karena saya benar-benar menikmatinya. Malah saya menemukan bagian dimana saya hampir menangis ketika membacanya, karena rasanya begitu menyesakkan di dada.
Bravo, Mark Manson! Can't wait to read your second book~
Another favorit quotes : "Acts of love are valid only if they're performed without conditions or expectations."...more