Δx Δp ≥ ½ ħ 's Reviews > Caramelo

Caramelo by Sandra Cisneros
Rate this book
Clear rating

by
1618324
's review

it was amazing
bookshelves: a-day-in-the-life, i-me-mine

Tahun 2009 kemarin, saia terpesonakan oleh buku² dari penulis perempuan (berdarah) India. Ada Arundhati Roy, Citra Banerjee Divakaruni, Bharati Mukherjee, Kiran Desai, dan Jhumpa Lahiri. yang membuat saia terpesona dengan karya² mereka adalah mereka berhasil menulis dengan gaya perempuan yang khas, cara bertutur yang feminim, lembut, meliuk-liuk dan halus. Sampai saat ini bahkan saia tak bisa menemukan gaya kepenulisan selembut mereka. penulis Amerika Jodi Picoult mungkin bisa dibandingkan, tapi tetap saja, masih terasa sangat kasar dan datar. Yang paling mendekati mungkin penulis Amerika yang berdarah Balkan, Mary Stephanek dengan The Turk and My Mother-nya. Tapi karena baru satu karyanya yang saia baca, saia tak terlalu yakin jadinya. Sudah jelas, tak ada penulis laki-laki yang bisa sehalus mereka, meski buku A House for Mr Biswas-nya VS Naipul cukup mendekati.

Selain gaya kepenulisan yang feminim banget, penulis² perempuan itu dengan cemerlang berhasil memotret drama keluarga yang tampak sepele bagi kebayakan orang, menjadi sebuah kisah menyentuh, liris, dan menggugah. Tanpa kesan berlebihan. semuanya tampil apa adanya.

Dengan semua kelebihan itulah mengapa penulis² India itu mendapat tempat tersendiri di khasanah bacaan saia. Saia pikir, tak ada penulis lain yang bisa menyamai gaya kepenulisan mereka. Namun saia keliru.

"Lawan" tangguh itu datang dari negri tropis sekaligus negara berkembang lainnya, Meksiko (eh, Meksiko dan India belum masuk kategori negara maju kan? :D). Yah, saat membaca buku Cisneros inilah kenangan saia akan buku² penulis India ituh muncul kembali. dengan sangat jelas.

Caramelo bercerita tentang sebuah drama keluarga kelas menengah-atas di Meksiko (tema ini bahkan muncul hampir di semua buku penulis² India yang saia sebutkan, cuma beda latar tempat saja). Yang membuatnya unik, adalah si penulis menggunakan point of view dari sudut pandang seorang anak perempuan kecil bernama Celaya.

Kisah ini dimulai saat keluarga Celaya yang tinggal di Amerika, mudik menuju keluarga besarnya di Meksiko. Keluarga yang sangat besar. Seperti halnya keluarga menengah di negara berkembang, keluarga ini tinggal di rumah besar, sesak oleh anak-menantu-cucu yang tak terhitung jumlahnya, dipimpin oleh seorang Nyonya Besar cerewet (si kecil Celaya menyebutnya si Nenek Sihir), sedangkan kepala keluarga laki-lakinya yaitu si Tuan Besar, hanya seorang pelengkap di bagan silsilah keluarga saja.

Yang menarik adalah dengan rasa ingin tahu khas anak-anaknya, melalui sosok Celaya, Cisneros menceritakan detail setiap karakter tokoh novelnya (bayangkann dengan jumlahnya yang "meledak"). Alhasil setiap anggota keluarga dicirikan dengan ciri fisik, ada Si Tembem, Si Pipi Bayi, Si Telinga Cangkir, dll. sangat kocak dan jenaka

Tapi tentu saja, deskripsi yang detail dari setiap tokohnya bukan barang jualan utama novel ini. dengan kejenakaannya, secara mengejutkan, novel ini akan menggiring kita pada suatu drama tragedi yang menggetarkan. Semuanya ditampilkan secara diam² melalui dialog yang sangat kocak namun satir ironis. Misalnya, saat si Celaya ngobrol dengan si Caramelo (karena warna kulitnya berwarna karamel). si bawel Celaya menanyakan apa cita² si Caramelo. - Aku ingin menjadi seorang artis. - mengapa? - karena aku bisa menangis seperti artis di telenovela itu. bahkan jauh lebih baik, karena setiap hari aku menangis memikirkan nasibku. tidak berpura-pura. (terjemahan bebas, mu ngetik lupa bagian sebelah mana dialognya. tebal bukunya :D). Saat membaca bagian spt ini, apa yang akan kita lakukan? hanya bisa menggigit bibir saja. Dialog² ironis seperti inilah yang akan kita temui saat membaca karya Caramelo ini.

Sekilas, karya ini sangat ambisius. Cisneros berusaha menampilkan sebuah kombinasi dari tema literatur yang kaya, karakter yang cemerlang dengan plot yang memesona. Terasa musykil sekilas. Namun Cisneros berhasil melakukannya. maka jadilan sebuah kisah sejarah keluarga yang akan menggoda para pembacanya dengan humor yang mengagumkan sekaligus drama yang menyentuh setiap riak debaran hati yang membacanya.

Yap. Cisneros adalah contoh tepat yang memenuhi syarat seorang pencerita yang hebat: memiliki kepekaan nurani untuk mengisahkan sebuah tragedi dan kelembutan hati untuk merasakan penderitaan




PS: di kisah ini, seperti halnya di buku² penulis India, sangat penuh dengan makanan. hahay... jadi lapar.. pengen tortila panggang :P
4 likes · flag

Sign into Goodreads to see if any of your friends have read Caramelo.
Sign In »

Reading Progress

Finished Reading
July 21, 2010 – Shelved
July 21, 2010 – Shelved as: a-day-in-the-life
July 21, 2010 – Shelved as: i-me-mine

No comments have been added yet.