What do you think?
Rate this book
Perempuan Bayangan
Di usianya yang sudah tiga puluh, Ningrum divonis tidak akan bisa memiliki keturunan. Setelah dua kali ditolak calon mertua karena kondisinya, Ningrum akhirnya menerima kenyataan bahwa seumur hidup ia tidak akan pernah menikah dan tak akan mampu membahagiakan orangtuanya. Beruntung sahabatnya menawarkan jalan keluar. Satria masih berduka sejak kepergian istrinya tiga tahun lalu. Ia berjanji tidak akan ada lagi perempuan lain di hidupnya selain Utari. Namun, ia tidak bisa menolak tawaran sepupunya yang mengenalkannya dengan Ningrum untuk sekadar mengisi sepi. Hubungan Satria dan Ningrum hanya berlandaskan keuntungan. Ningrum tidak pernah ingin menjadi pengganti Utari, apalagi menjadi bayang-bayang perempuan itu. Mereka menikah tanpa cinta. Tinggal bersama tanpa rasa. Hingga suatu saat, Ningrum mulai menyadari hal yang janggal… Ada sesuatu yang samar di antara mereka, tumbuh perlahan dan membuatnya takut kehilangan.
216 pages, ebook
Published May 6, 2020
About the author
Netty Virgiantini
24 books45 followersFans berat Srimulat, Warkop DKI, Cak Kartolo dkk. Pengagum Arswendo Atmowiloto, Putu Wijaya, Andrea Hirata, J.K. Rowling, Cathy Hopkins. Hobi tertawa dan pengin membuat semua pembaca tertawa bersama. Suka terhanyut kalo dengerin Kitaro, Dave Koz, Idris Sardi. Gampang banget meneteskan air mata pas baca/lihat kisah-kisah sedih. Paling males nonton film yang sad ending. Nangisnya bisa sehari semalam. Gak tahan bau duren. Mending dikasih duit 1 milyar daripada disuruh makan duren....
Novel-novel Netty Virgiantini yang telah terbit: Mama Comblang (GagasMedia), The Kolor of My Life, Jodoh Terakhir. Ini Rahasia adalah novel keempatnya.
Novel-novel Netty Virgiantini yang telah terbit: Mama Comblang (GagasMedia), The Kolor of My Life, Jodoh Terakhir. Ini Rahasia adalah novel keempatnya.
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 30 of 37 reviews
May 28, 2020
Satria kehilangan istrinya, Utari, karena serangan jantung saat usia kandungannya 4 bulan. Di depan jenazah istrinya, Satria berjanji tidak akan mencintai wanita lain. Dia menjalani hari-harinya yang sepi dengan tabah. Sepupunya, Padmi, ingin menjodohkan Satria dengan sahabatnya Ningrum. Ningrum sendiri divonis tidak dapat memiliki keturunan karena rahimnya telah diangkat. Dua kali Nigrum batal menikah karena ditolak oleh calon mertua yang tentu saja menginginkan keturunannya berlanjut. Kepada Satria, Padmi mengatakan bahwa Ningrum depresi karena dua kai batal menikah. Kepada Ningrum, Padmi mengatakan bahwa Satria stres karena ditinggalkan istri dan calon anaknya.
Satria dan Ningrum akhirnya bersedia dipertemukan. Singkat cerita, keduanya menikah. Namun Satria membuat peraturan bahwa Ningrum tidak boleh memindahkan barang apapun di dalam rumah karena semuanya sudah ditata sesuai keinginan Utari. Satria juga sering membandingkan apa yang dilakukan Ningrum dengan kebiasaan yang pernah dilakukan Utari. Bagaimana dengan Ningrum? Dia berusaha memahami dan menanggapi dengan santai, bahkan kadang dia menggoda Satria, menanyakan apakah yang akan dilakukannya sudah sama persis dengan yang dilakukan Utari dulu. Bahkan ketika mereka menyatukan raga sebagai suami istri, Ningrum tidak keberatan jika Satria menyebutkan nama Utari.
Well... Satria memang bukan karakter yang loveable. Meskipun punya perjanjian sebelum menikah dengan Ningrum, dia selalu menghadirkan Utari di dalam kehidupannya. Untungnya karakter Ningrum yang woles, suka bercanda dan sabar bisa menghadapi Satria. Meskipun tentu saja ada batasannya. Gara-gara sikap Satria itu, si perempuan bayangan tidak bisa meninggalkan rumah itu.
Hehe...ada mistisnya memang novel ini. Karena Utari juga hadir dan bercerita dalam novel ini.
Banyak pembaca yang menyayangkan akhir dari kisah Satria dan Ningrum. Saya sendiri sudah mengantisipasi sejak mengetahui bahwa lini #MetropopRomance ini adalah wujud bari dari lini #Amore. Dengan jumlah halaman hanya 200-an, kisah Satria dan Ningrum ada yang tumpang tindih antar bab-nya (dikisahkan secara bergantian dari sudut pandang Satria, Ningrum dan perempuan bayangan).
Satria dan Ningrum akhirnya bersedia dipertemukan. Singkat cerita, keduanya menikah. Namun Satria membuat peraturan bahwa Ningrum tidak boleh memindahkan barang apapun di dalam rumah karena semuanya sudah ditata sesuai keinginan Utari. Satria juga sering membandingkan apa yang dilakukan Ningrum dengan kebiasaan yang pernah dilakukan Utari. Bagaimana dengan Ningrum? Dia berusaha memahami dan menanggapi dengan santai, bahkan kadang dia menggoda Satria, menanyakan apakah yang akan dilakukannya sudah sama persis dengan yang dilakukan Utari dulu. Bahkan ketika mereka menyatukan raga sebagai suami istri, Ningrum tidak keberatan jika Satria menyebutkan nama Utari.
Well... Satria memang bukan karakter yang loveable. Meskipun punya perjanjian sebelum menikah dengan Ningrum, dia selalu menghadirkan Utari di dalam kehidupannya. Untungnya karakter Ningrum yang woles, suka bercanda dan sabar bisa menghadapi Satria. Meskipun tentu saja ada batasannya. Gara-gara sikap Satria itu, si perempuan bayangan tidak bisa meninggalkan rumah itu.
Hehe...ada mistisnya memang novel ini. Karena Utari juga hadir dan bercerita dalam novel ini.
Banyak pembaca yang menyayangkan akhir dari kisah Satria dan Ningrum. Saya sendiri sudah mengantisipasi sejak mengetahui bahwa lini #MetropopRomance ini adalah wujud bari dari lini #Amore. Dengan jumlah halaman hanya 200-an, kisah Satria dan Ningrum ada yang tumpang tindih antar bab-nya (dikisahkan secara bergantian dari sudut pandang Satria, Ningrum dan perempuan bayangan).
April 12, 2021
Aku kira bakal ada bumbu horror nya, ternyata malah rom-com gini.
Apalagi pas bagian antimo, ngakak parah. Gara-gara bagian ini jd terngiang lagunya antimo di iklan jadul. Logat dan bahasa Jawa nya nambah feel pas baca. Dengan cerita yg nggak mainstream, porsi masalah yg cukup, novel ini bener2 bikin page turner. Smooth sih aku bilang. Nggak terlalu tebel tp okelah.
Thank you Mbak Netty atas novelnya :)
Apalagi pas bagian antimo, ngakak parah. Gara-gara bagian ini jd terngiang lagunya antimo di iklan jadul. Logat dan bahasa Jawa nya nambah feel pas baca. Dengan cerita yg nggak mainstream, porsi masalah yg cukup, novel ini bener2 bikin page turner. Smooth sih aku bilang. Nggak terlalu tebel tp okelah.
Thank you Mbak Netty atas novelnya :)
June 16, 2020
Ide yang diangkat dalam novel ini gak mainstream; laki-laki yang belum move on setelah istrinya meninggal selama 3 tahun, perempuan yang ditinggal 2 kali karena tidak bisa punya anak, dan seorang istri yang arwahnya gak tenang, dia udah meninggal tapi dia gak bisa ke alamnya karena ada yang menghalanginya dan setiap hari ia hanya menyaksikan kesedihan suaminya.
Tapi ide yang unik aku hanya kasih bintang 3), karena aku merasa alurnya terlalu cepat, dan juga ada hal-hal yang buat bingung, seperti kematian istrinya yang di chapter awal mengatakan setahun setelah kepergian istrinya, dan kemudian langsung 3 tahun padahal waktunya bersamaan dengan si laki-laki ini yang akhirnya menikah kembali. Tidak ada tambahan foot note pada penggunaan bahasa daerah yang lumayan sering digunakan, padahal kan aku gak ngerti apa yang Ningrum atau Padmi bilang kalau sudah pake bahasa daerah.
Aku suka karena novel ini memberikan pelajaran agar kita mengikhlaskan yang sudah pergi, kalau tidak, kemungkinan besar mereka tidak akan menemukan kebahagiaan mereka. Belum lagi, ada tambahan tentang standar yang dibuat oleh masyarakat, kalau menikah maka harus punya anak, perempuan yang gak bisa punya anak berarti gak sempurna, laki-laki juga sama, tapi biasanya tidak terlalu banyak yang mengomentari berbanding terbalik dengan perempuan.
"Dipisahkan takdir saat masih saling mencintai, bisa membuat yang ditinggalkan terus terlarut dalam rasa kesedihan dan kehilangan." (Hlm 125).
Tapi ide yang unik aku hanya kasih bintang 3), karena aku merasa alurnya terlalu cepat, dan juga ada hal-hal yang buat bingung, seperti kematian istrinya yang di chapter awal mengatakan setahun setelah kepergian istrinya, dan kemudian langsung 3 tahun padahal waktunya bersamaan dengan si laki-laki ini yang akhirnya menikah kembali. Tidak ada tambahan foot note pada penggunaan bahasa daerah yang lumayan sering digunakan, padahal kan aku gak ngerti apa yang Ningrum atau Padmi bilang kalau sudah pake bahasa daerah.
Aku suka karena novel ini memberikan pelajaran agar kita mengikhlaskan yang sudah pergi, kalau tidak, kemungkinan besar mereka tidak akan menemukan kebahagiaan mereka. Belum lagi, ada tambahan tentang standar yang dibuat oleh masyarakat, kalau menikah maka harus punya anak, perempuan yang gak bisa punya anak berarti gak sempurna, laki-laki juga sama, tapi biasanya tidak terlalu banyak yang mengomentari berbanding terbalik dengan perempuan.
"Dipisahkan takdir saat masih saling mencintai, bisa membuat yang ditinggalkan terus terlarut dalam rasa kesedihan dan kehilangan." (Hlm 125).
October 7, 2022
Actual 3.5⭐
Lumayan seru juga ternyata.
Pengen banget kasih 4-stars, kalau aja sebagian besar adegan di dalamnya engga diulang dengan POV yg berbeda.
Jadi di dalam buku ini ada 3 POV, yaitu Ningrum, Satria, dan Utari (hantu Utari lebih tepatnya, tapi ini bukan buku horror, sama sekali engga ada horror2nya malah, haha).
Dengan 1 scene yg sama, akan diceritakan dari ke-3 POV tersebut. Bagi gue, itu sangat mengganggu! Karna sebagai pembaca, gue pengen alurnya tetap bergerak, pengen cepat2 tau adegan2 selanjutnya. Alih2 begitu, gue malah jadi harus sabar menunggu POV2 lain dijabarkan, huff.
Engga banyak gue baca buku dengan trope marriage of covenience, apalagi buku lokal.
Marriage of convenience dan fake dating sebenernya hampir mirip2, tapi yg namanya sudah bawa2 kata "pernikahan" pastilah konflik di dalam trope ini akan lebih berat dan kompleks.
Dan bagi gue, Perempuan Bayangan salah 1 yg berhasil membawakan trope ini.
Btw, dari judul dan cover coklatnya mungkin gue akan menyangka buku ini kaya buku jadul, kalau engga ada tempelan "metropop" di depannya, lol.
*Listened the audiobook by Storytel*
Lumayan seru juga ternyata.
Pengen banget kasih 4-stars, kalau aja sebagian besar adegan di dalamnya engga diulang dengan POV yg berbeda.
Jadi di dalam buku ini ada 3 POV, yaitu Ningrum, Satria, dan Utari (hantu Utari lebih tepatnya, tapi ini bukan buku horror, sama sekali engga ada horror2nya malah, haha).
Dengan 1 scene yg sama, akan diceritakan dari ke-3 POV tersebut. Bagi gue, itu sangat mengganggu! Karna sebagai pembaca, gue pengen alurnya tetap bergerak, pengen cepat2 tau adegan2 selanjutnya. Alih2 begitu, gue malah jadi harus sabar menunggu POV2 lain dijabarkan, huff.
Engga banyak gue baca buku dengan trope marriage of covenience, apalagi buku lokal.
Marriage of convenience dan fake dating sebenernya hampir mirip2, tapi yg namanya sudah bawa2 kata "pernikahan" pastilah konflik di dalam trope ini akan lebih berat dan kompleks.
Dan bagi gue, Perempuan Bayangan salah 1 yg berhasil membawakan trope ini.
Btw, dari judul dan cover coklatnya mungkin gue akan menyangka buku ini kaya buku jadul, kalau engga ada tempelan "metropop" di depannya, lol.
*Listened the audiobook by Storytel*
July 10, 2020
Kisah yang cukup menyesakkan. Di awal aku udah menduga bakalan mellow-mellowan. Ternyata benar, bahkan bisa dibilang sepanjang cerita hanya tentang TARI saja. Sedikit sebal sama Satria sih, tapi yah mungkin memang untuk melupakan itu nggak mudah. Terlebih terpisah dunia. Itu lebih menyesakkan huhu
Aku suka Ning yang legowo. Walau rasanya terlalu sabar.
Aku suka ide ceritanya. Walau bisa dibilang cukup ringan tapi tenyata rumit. Latar tempat nya juga bukan di kota besar. Tapi, nggak mengurangi berkhayal gimana kehidupan yang indah dalam berumah tangga. Kehidupan tokoh yang emang nggak terlihat wow tapi justru menggambarkan gimana sebuah hubungan rumah tangga yang sesungguhnya. Terlihat sangat relate. Dan ini sungguh menyesakkan. Tapi akhirnya lega
Aku suka Ning yang legowo. Walau rasanya terlalu sabar.
Aku suka ide ceritanya. Walau bisa dibilang cukup ringan tapi tenyata rumit. Latar tempat nya juga bukan di kota besar. Tapi, nggak mengurangi berkhayal gimana kehidupan yang indah dalam berumah tangga. Kehidupan tokoh yang emang nggak terlihat wow tapi justru menggambarkan gimana sebuah hubungan rumah tangga yang sesungguhnya. Terlihat sangat relate. Dan ini sungguh menyesakkan. Tapi akhirnya lega
May 7, 2020
Lho? Udah selesai nih? Gini aja?
Rasanya novel ini serba tanggung dan ada beberapa hal yang nggak tuntas dibahas. Setelah selesai baca, bukannya lega, malah muncul banyak pertanyaan.
Sebenarnya premis ceritanya sangat menarik menurutku. Sayangnya, eksekusinya kurang :(
Review lengkap menyusul ya :')
Rasanya novel ini serba tanggung dan ada beberapa hal yang nggak tuntas dibahas. Setelah selesai baca, bukannya lega, malah muncul banyak pertanyaan.
Sebenarnya premis ceritanya sangat menarik menurutku. Sayangnya, eksekusinya kurang :(
Review lengkap menyusul ya :')
May 10, 2020
PENDAPAT PRIBADI (SPOILER)
Perempuan Bayangan.
Blurb, menarik banget buat dibaca
Cover, lumayan
Oke, mari kita baca.
Pas baca
Premisnya menarik banget
Setelah baca
Merenung
Merenung
Banyak pertanyaan yg belum ke jawab
Tapi, udah ending
Hah? Gimana? Ini udh ending? Gini aja? Seriusan?
Semua serba nanggung dan kurang penjelasan. Bisa dibilang eksekusinya lumayan parah.
Aku bahkan gak ngerti, itu kenapa Utari jadi begitu? Kenapa gak dijelasin? Kenapa banyak banget yang gak di eksplor sih?
Kayak pas si Ningrum ama Satria nikah. Kayak yahh jalanin aja, keluarga mereka berdua bahkan porsinya secuil bgt.
Buku ini cuma kayak Ningrum, Satria, Utari aja. Gak di eksplor detail lagi. Cuma sebates, Utari udh ninggal dan entah kenapa arwahnya gentayangan, dan tinggal di rumah Satria dan Utari pas dia masih hidup. Trs pas Ningrum dan Satria nikah, mereka ini jg kayak ditipu oleh sahabat Ningrum—adik sepupu Satria.
Trs akhirny mereka saling terbiasa dan jatuh cinta, tp krn ada masalah si Ningrum mau pergi dan minta cerai, tp akhirnya gak jadi krn ditahan Satria, lalu mereka balik lagi dan agaknya arwah Utari ngilang. Udah gitu aja.
Noooo, i need more penjelasan, kurang eksplor, dan eksekusinya serba nanggung bgt!
Perempuan Bayangan.
Blurb, menarik banget buat dibaca
Cover, lumayan
Oke, mari kita baca.
Pas baca
Premisnya menarik banget
Setelah baca
Merenung
Merenung
Banyak pertanyaan yg belum ke jawab
Tapi, udah ending
Hah? Gimana? Ini udh ending? Gini aja? Seriusan?
Semua serba nanggung dan kurang penjelasan. Bisa dibilang eksekusinya lumayan parah.
Aku bahkan gak ngerti, itu kenapa Utari jadi begitu? Kenapa gak dijelasin? Kenapa banyak banget yang gak di eksplor sih?
Kayak pas si Ningrum ama Satria nikah. Kayak yahh jalanin aja, keluarga mereka berdua bahkan porsinya secuil bgt.
Buku ini cuma kayak Ningrum, Satria, Utari aja. Gak di eksplor detail lagi. Cuma sebates, Utari udh ninggal dan entah kenapa arwahnya gentayangan, dan tinggal di rumah Satria dan Utari pas dia masih hidup. Trs pas Ningrum dan Satria nikah, mereka ini jg kayak ditipu oleh sahabat Ningrum—adik sepupu Satria.
Trs akhirny mereka saling terbiasa dan jatuh cinta, tp krn ada masalah si Ningrum mau pergi dan minta cerai, tp akhirnya gak jadi krn ditahan Satria, lalu mereka balik lagi dan agaknya arwah Utari ngilang. Udah gitu aja.
Noooo, i need more penjelasan, kurang eksplor, dan eksekusinya serba nanggung bgt!
This entire review has been hidden because of spoilers.
May 22, 2020
Perempuan Bayangan - Netty Virgiantini 🌟🌟
Ga sengaja menemukan buku ini di Gramedia Digital.
Penasaran karena judulnya Perempuan Bayangan dan masuk lini Metropop Romance dari GPU. Setelah baca blurb-nya, akhirnya memutuskan download dan baca.
Ningrum pasrah dan terima nasib setelah 2x ditolak calon mertua karena tidak bisa memiliki keturunan. Satu-satunya harapan untuk bisa berkeluarga jika Ning menikah dgn duda beranak. Gitu kata orangtua Ning.
Satria sudah 3 tahun ditinggal meninggal istrinya, Utari beserta calon anak mereka. Belum bisa move on dan sangat kesepian.
Ning dan Satria dipertemukan oleh Padmi. Padmi ini sahabat baik Ning sekaligus sepupu Satria.
Satria dan Ning memutuskan menikah. Meski Satria msh blm bs melupakan Utari paling tidak dia sudah tidak kesepian. Ning juga akhirnya bisa membahagiakan orangtuanya dengan menikah dgn Satria.
Pssstttt.. Ada POV Utari juga loh dalam novel ini. 2 hal setelah ending yang sangat aku tak suka adalah mengapa akhirnya Utari bisa menghilang dan klimaks ceritanya begitu doank? Endingnya gitu? Nahhh.. Ini nih salah satu ciri khas novel Indonesia yang aku kurang sreg. Terlalu tergesa-gesa menuju klimaks cerita dan endingnya jadi kurang "nendang"... Padahal alur cerita awalnya udah oke bgt. 😔
Ga sengaja menemukan buku ini di Gramedia Digital.
Penasaran karena judulnya Perempuan Bayangan dan masuk lini Metropop Romance dari GPU. Setelah baca blurb-nya, akhirnya memutuskan download dan baca.
Ningrum pasrah dan terima nasib setelah 2x ditolak calon mertua karena tidak bisa memiliki keturunan. Satu-satunya harapan untuk bisa berkeluarga jika Ning menikah dgn duda beranak. Gitu kata orangtua Ning.
Satria sudah 3 tahun ditinggal meninggal istrinya, Utari beserta calon anak mereka. Belum bisa move on dan sangat kesepian.
Ning dan Satria dipertemukan oleh Padmi. Padmi ini sahabat baik Ning sekaligus sepupu Satria.
Satria dan Ning memutuskan menikah. Meski Satria msh blm bs melupakan Utari paling tidak dia sudah tidak kesepian. Ning juga akhirnya bisa membahagiakan orangtuanya dengan menikah dgn Satria.
Pssstttt.. Ada POV Utari juga loh dalam novel ini. 2 hal setelah ending yang sangat aku tak suka adalah mengapa akhirnya Utari bisa menghilang dan klimaks ceritanya begitu doank? Endingnya gitu? Nahhh.. Ini nih salah satu ciri khas novel Indonesia yang aku kurang sreg. Terlalu tergesa-gesa menuju klimaks cerita dan endingnya jadi kurang "nendang"... Padahal alur cerita awalnya udah oke bgt. 😔
This entire review has been hidden because of spoilers.
August 30, 2020
Sebuah rezeki yang tak bisa ditolak ketika dapat hadiah langganan GD selama sebulan dari teman bookstagram yang baik hati. Langsung cus untuk membaca Perempuan Bayangan, novel terbaru Mbak Netty yang dari awal kemunculannya sudah kumasukkan ke daftar harus baca! Alhamdulillah berjodohnya versi digital dulu.
Oke, tidak terlalu banyak yang ingin kutanggapi, karena sudah terlalu familier dengan gaya bercerita khas Mbak Netty. Suka dengan alur yang mengalir, pemilihan latar tempat pastilah ya daerah Jawa, mau Jatim atau Jateng masih dekat dengan keseharianku yang keturunan separuh Jatim separuh Jogja, wkwk. Walau harus kuakui Perempuan Bayangan lebih melankolis dan mistis daripada karya Mbak Netty yang kuanggap melo sebelumnya, yaitu Cincin Separuh Hati.
Mengisahkan tentang Ningrum, Satria, dan Bayangan di antara mereka. Sebuah garis ketetapan membuat mereka bersepakat untuk menikah walau tanpa dilandasi perasaan cinta.
Oke, yang menarik sebenarnya malah si Bayangan yang literally bayangan ini. Menarik ada unsur yang bikin aku bergidik dan mengernyit, tetapi siapa yang tahu, kan? Hal-hal gaib itu ada walau tak terlihat. jadi ini yang bikin beda sama karya Mbak Netty yang biasanya full humor. Tapi tenang saja, masih terselip humor di novel ini. Meskipun kedua tokohnya bikin empati, terutama Satria sih (parah banget nggak bisa move on dari almarhumah istrinya) tetapi karakter Ningrum (yang sebenarnya juga bikin empati) dan juga sepupu Satria yang tak lain adalah Padmi juga sobat kentelnya si Ningrum, menyegarkan rasa srimulat di novel ini. Jadi walau mengandung bawang, tetap bisa ngakak, wkwk.
Oh ya, ada dua kutipan yang perlu kusemat di sini, yakni:
Pernikahan itu penyatuan dua jiwa dan mengucap janji dengan menyebut nama Tuhan. Nggak bisa dibuat main-main Satria (59)
juga,
terkadang mendengar kejujuran tentang kondisi diri kita memang terasa menyakitkan. Tapi kalau bisa melihatnya dari sisi yang berbeda seharusnya bisa diterima dengan lapang dada. Kejujuran memang sering terasa pahit, juga getir. Ningrum (193).
Ah pada akhirnya yang bisa kusimpulkan adalah aku menikmati perjalanan kedua tokoh utama juga bumbu-bumbu humor yang ada. Untuk Mbak Netty, terus berkarya ya. Ganbatte! ^^
Oke, tidak terlalu banyak yang ingin kutanggapi, karena sudah terlalu familier dengan gaya bercerita khas Mbak Netty. Suka dengan alur yang mengalir, pemilihan latar tempat pastilah ya daerah Jawa, mau Jatim atau Jateng masih dekat dengan keseharianku yang keturunan separuh Jatim separuh Jogja, wkwk. Walau harus kuakui Perempuan Bayangan lebih melankolis dan mistis daripada karya Mbak Netty yang kuanggap melo sebelumnya, yaitu Cincin Separuh Hati.
Mengisahkan tentang Ningrum, Satria, dan Bayangan di antara mereka. Sebuah garis ketetapan membuat mereka bersepakat untuk menikah walau tanpa dilandasi perasaan cinta.
Oke, yang menarik sebenarnya malah si Bayangan yang literally bayangan ini. Menarik ada unsur yang bikin aku bergidik dan mengernyit, tetapi siapa yang tahu, kan? Hal-hal gaib itu ada walau tak terlihat. jadi ini yang bikin beda sama karya Mbak Netty yang biasanya full humor. Tapi tenang saja, masih terselip humor di novel ini. Meskipun kedua tokohnya bikin empati, terutama Satria sih (parah banget nggak bisa move on dari almarhumah istrinya) tetapi karakter Ningrum (yang sebenarnya juga bikin empati) dan juga sepupu Satria yang tak lain adalah Padmi juga sobat kentelnya si Ningrum, menyegarkan rasa srimulat di novel ini. Jadi walau mengandung bawang, tetap bisa ngakak, wkwk.
Oh ya, ada dua kutipan yang perlu kusemat di sini, yakni:
Pernikahan itu penyatuan dua jiwa dan mengucap janji dengan menyebut nama Tuhan. Nggak bisa dibuat main-main Satria (59)
juga,
terkadang mendengar kejujuran tentang kondisi diri kita memang terasa menyakitkan. Tapi kalau bisa melihatnya dari sisi yang berbeda seharusnya bisa diterima dengan lapang dada. Kejujuran memang sering terasa pahit, juga getir. Ningrum (193).
Ah pada akhirnya yang bisa kusimpulkan adalah aku menikmati perjalanan kedua tokoh utama juga bumbu-bumbu humor yang ada. Untuk Mbak Netty, terus berkarya ya. Ganbatte! ^^
December 26, 2023
Actual rating: 3.2/5⭐
Perempuan Bayangan mengisahkan dua insan yang bersatu dalam ikatan pernikahan tanpa rasa cinta. Pernikahan mereka bersifat simbiosis mutualisme. Satria menikah agar ada yang menemani harinya setelah ditinggal untuk selamanya oleh istri tercinta, Utari. Ningrum sendiri menikah agar bisa membahagiakan orangtuanya. Satria dan Ningrum yakin bahwa tidak akan ada rasa cinta yang tumbuh dalam pernikahan mereka. Tapi, siapa yang tau akan hidup kedepannya akan bagaimana?
.
Ningrum ini nggak bisa punya keturunan dan udah 2x dia gagal menikah karena fakta tersebut. Orangtuanya nggak maksa untuk menikah cuma dia pengen bisa membahagiakan mereka. Singkat cerita, kloplah sama Satria yang emang cuma butuh teman biar nggak sunyi. Satria ini terpukul banget, soalnya bukan cuma istrinya yang meninggal, tapi juga calon anaknya. Nah, waktu Satria-Ningrum udah menikah, Satria ini sukaaaa banget ngebandingin Utari dan Ningrum. Ningrumnya santai cuma akunya yang geregetan😭
.
Aku suka dengan gaya hidup Ningrum yang santai. Dia anaknya lawak, ceria, blak-blakan. Beda sama Satria yang lebih kalem. Aku juga suka sama Utari. Kalau kalian heran kenapa masih ada Utari padahal udah meninggal, itu karena Utari masih terjebak di rumah. Aku pikir awalnya ini cerita horor, tapi ternyata nggak. Utari bukan roh jahat yang gentayangan. Dia malah mendukung soal Ningrum. Dia juga sayang ke Ningrum. Aku suka Utari yang lembut.
.
Ada beberapa hal yang bikin aku nggak kasih bintang lebih. Buku ini bagus punya 3 POV. Ningrum, Satria dan Utari, tapi ntah kenapa isinya terkesan repetitif. Aku juga merasa alurnya terlalu cepat. Mungkin karena tipis, tapi aku rasa nggak apa sedikit dilebihkan halamannya biar ceritanya jadi lebih smooth dan emosinya makin dapat. Ada disinggung, tapi nggak ada kejelasan lebih lanjut, ini soal keluarga Satria yang belum tau soal kondisi Ningrum.
.
Overall, aku menikmati. Pembawaan penulisnya enak, leluconnya bisa aku tangkap, manisnya ada, sedihnya ada, aku juga menikmati persahabatan Ningrum-Padmi. Termasuk buku yang aku rekomendasikan cuma sedikit perhatikan umur masing-masing yaa
Perempuan Bayangan mengisahkan dua insan yang bersatu dalam ikatan pernikahan tanpa rasa cinta. Pernikahan mereka bersifat simbiosis mutualisme. Satria menikah agar ada yang menemani harinya setelah ditinggal untuk selamanya oleh istri tercinta, Utari. Ningrum sendiri menikah agar bisa membahagiakan orangtuanya. Satria dan Ningrum yakin bahwa tidak akan ada rasa cinta yang tumbuh dalam pernikahan mereka. Tapi, siapa yang tau akan hidup kedepannya akan bagaimana?
.
Ningrum ini nggak bisa punya keturunan dan udah 2x dia gagal menikah karena fakta tersebut. Orangtuanya nggak maksa untuk menikah cuma dia pengen bisa membahagiakan mereka. Singkat cerita, kloplah sama Satria yang emang cuma butuh teman biar nggak sunyi. Satria ini terpukul banget, soalnya bukan cuma istrinya yang meninggal, tapi juga calon anaknya. Nah, waktu Satria-Ningrum udah menikah, Satria ini sukaaaa banget ngebandingin Utari dan Ningrum. Ningrumnya santai cuma akunya yang geregetan😭
.
Aku suka dengan gaya hidup Ningrum yang santai. Dia anaknya lawak, ceria, blak-blakan. Beda sama Satria yang lebih kalem. Aku juga suka sama Utari. Kalau kalian heran kenapa masih ada Utari padahal udah meninggal, itu karena Utari masih terjebak di rumah. Aku pikir awalnya ini cerita horor, tapi ternyata nggak. Utari bukan roh jahat yang gentayangan. Dia malah mendukung soal Ningrum. Dia juga sayang ke Ningrum. Aku suka Utari yang lembut.
.
Ada beberapa hal yang bikin aku nggak kasih bintang lebih. Buku ini bagus punya 3 POV. Ningrum, Satria dan Utari, tapi ntah kenapa isinya terkesan repetitif. Aku juga merasa alurnya terlalu cepat. Mungkin karena tipis, tapi aku rasa nggak apa sedikit dilebihkan halamannya biar ceritanya jadi lebih smooth dan emosinya makin dapat. Ada disinggung, tapi nggak ada kejelasan lebih lanjut, ini soal keluarga Satria yang belum tau soal kondisi Ningrum.
.
Overall, aku menikmati. Pembawaan penulisnya enak, leluconnya bisa aku tangkap, manisnya ada, sedihnya ada, aku juga menikmati persahabatan Ningrum-Padmi. Termasuk buku yang aku rekomendasikan cuma sedikit perhatikan umur masing-masing yaa
January 31, 2021
Iya. Aku takut, Mas. Mungkin karena ini pengalaman pertama. Tapi aku tadi sudah minum Antimo, biar cepet tidur." -Ningrum
🤭😂
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ningrum, perempuan mungil yang periang, ceplas-ceplos dan terpenting dia sangat suka lagi dangdut koplo. Lagu yang membuatnya bernyanyi ala kadar sambil bergoyang. Tapi siapa sangka, di balik sosoknya yang selalu ceria itu tersimpan rapat luka karena putus cinta serta kegagalan menuju jenjang pernikahan sebab kondisi dirinya setelah operasi sejak zaman SMA dulu, yang membuatnya tak bisa memberikan keturunan untuk suaminya kelak.
🏵️
Ditinggal oleh istri dan calon bayi yang dicinta untuk selamanya bukanlah sebuah hal yang mudah bagi Satria untuk kembali bangkit. Meskipun kesedihan selalu menggerayangi hari-harinya, masih dengan rapi menyimpan setiap kenangan sang istri dalam sudut rumah. Dengan setia memasang foto pengantin mereka yang penuh rona bahagia sampai menetes tangis di pelupuk mata kala memandangnya.
🏵️
Dua orang yang sama-sama menelan pahitnya cinta dalam kehidupan, yang satu kandas karena penolakan secara frontal dan satunya terpisah oleh maut yang membekas dalam ingatan. Dipertemukan dengan sebuah cara 'perjodohan' memaksa dari seorang sahabat dan sepupu yang sangat peduli dan menyayangi keduanya.
🏵️
📖Judul buku : Perempuan Bayangan
📝Penulis : Netty Virgiantini
📚Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
🕰️Tahun terbit : 2020
✨Penilaian pribadi : 4,6/5
Padmi, sepupu Satria yang amat perhatian sekaligus sahabat karib Ningrum yang sangat-sangat tahu luar dalam Ningrum. Tak gentar menjadi mak comblang bagi kedua orang terkasihnya lantaran merasa nelangsa atas percintaan keduanya.
🏵️
Di sini karakter Padmi dan Ningrum memberi sentuhan humor dari setiap interaksi mereka. Dua sahabat lama yang ngobrolnya ngalor ngidul tapi saling perhatian. Setiap scene keduanya selalu dijabarkan dengan apik dan menarik. Sampai-sampai aku pun tak bisa menahan tawa saat membayangkan itu.
🏵️
Cerita yang diangkat pun memikatku😍
Latar kehidupan yang dituliskan juga tak muluk-muluk namun tetap enak dinikmati.
🤭😂
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ningrum, perempuan mungil yang periang, ceplas-ceplos dan terpenting dia sangat suka lagi dangdut koplo. Lagu yang membuatnya bernyanyi ala kadar sambil bergoyang. Tapi siapa sangka, di balik sosoknya yang selalu ceria itu tersimpan rapat luka karena putus cinta serta kegagalan menuju jenjang pernikahan sebab kondisi dirinya setelah operasi sejak zaman SMA dulu, yang membuatnya tak bisa memberikan keturunan untuk suaminya kelak.
🏵️
Ditinggal oleh istri dan calon bayi yang dicinta untuk selamanya bukanlah sebuah hal yang mudah bagi Satria untuk kembali bangkit. Meskipun kesedihan selalu menggerayangi hari-harinya, masih dengan rapi menyimpan setiap kenangan sang istri dalam sudut rumah. Dengan setia memasang foto pengantin mereka yang penuh rona bahagia sampai menetes tangis di pelupuk mata kala memandangnya.
🏵️
Dua orang yang sama-sama menelan pahitnya cinta dalam kehidupan, yang satu kandas karena penolakan secara frontal dan satunya terpisah oleh maut yang membekas dalam ingatan. Dipertemukan dengan sebuah cara 'perjodohan' memaksa dari seorang sahabat dan sepupu yang sangat peduli dan menyayangi keduanya.
🏵️
📖Judul buku : Perempuan Bayangan
📝Penulis : Netty Virgiantini
📚Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
🕰️Tahun terbit : 2020
✨Penilaian pribadi : 4,6/5
Padmi, sepupu Satria yang amat perhatian sekaligus sahabat karib Ningrum yang sangat-sangat tahu luar dalam Ningrum. Tak gentar menjadi mak comblang bagi kedua orang terkasihnya lantaran merasa nelangsa atas percintaan keduanya.
🏵️
Di sini karakter Padmi dan Ningrum memberi sentuhan humor dari setiap interaksi mereka. Dua sahabat lama yang ngobrolnya ngalor ngidul tapi saling perhatian. Setiap scene keduanya selalu dijabarkan dengan apik dan menarik. Sampai-sampai aku pun tak bisa menahan tawa saat membayangkan itu.
🏵️
Cerita yang diangkat pun memikatku😍
Latar kehidupan yang dituliskan juga tak muluk-muluk namun tetap enak dinikmati.
September 12, 2020
Berkisah mengenai Ningrum, karyawan swasta yang rahimnya sudah diangkat sehingga dia tak bisa mendapatkan jodoh dengan mudah. Disisi lain, Satria, seorang PNS yang sudah 3 tahun menjadi duda karena alamarhumah istrinya sudah meninggal karena penyakit. Teman Ningrum yang merupakan sepupu dekat Satria berusaha menjodohkan mereka berdua. Akhirnya, Ningrum dan Satria menikah dengan perasaan Satria yang masih sangat mencintai almarhumah istrinya yang bernama Utari.
Roh utari masih terkungkung didalam rumah Satria karena Satria belum bisa merelakan kepergiannya. Padahal, Utari ingin segera kembali ke alamnya. Utari sangat berharap Ningrum bisa membuat Satria jatuh cinta lagi dan bisa merelakan kematiannya.
Overall, novel ini meskipun plotnya umum tapi eksekusinya sangat berbeda dibanding novel lainnya. Ditambah, kehadiran arwah Utari di novel ini tak menjadikan novel ini terkesan horor tapi lebih mengharukan.
Roh utari masih terkungkung didalam rumah Satria karena Satria belum bisa merelakan kepergiannya. Padahal, Utari ingin segera kembali ke alamnya. Utari sangat berharap Ningrum bisa membuat Satria jatuh cinta lagi dan bisa merelakan kematiannya.
Overall, novel ini meskipun plotnya umum tapi eksekusinya sangat berbeda dibanding novel lainnya. Ditambah, kehadiran arwah Utari di novel ini tak menjadikan novel ini terkesan horor tapi lebih mengharukan.
July 5, 2020
Buku ini bercerita tentang Ningrum yang sudah berumur tiga puluh dan gagal menikah dua kali karena divonis tidak bisa memiliki keturunan, dan bersahabat dengan Padmi yang memiliki saudara sepupu yang sudah tiga tahun ditinggal meninggal istrinya, Satria. Ide perjodohanpun tercetus oleh Padmi. Awalnya terdengar konyol namun akhirnya Ningrum dan Satria akhirnya setuju menikah. Rumah tangga mereka yang masih dihantui kehadiran Utari, mantan istri Satria membuat semuanya menjadi rumit.
Aku lumayan suka cerita ini, dengan latar tempat di semarang dan ada unsur bahasa lokal juga. Ditambah kehadiran Utari yang seolah ada karena ketidakikhlasan Satria. Hanya saja aku kurang suka endingnya yang terkesan buru-buru padahal mungkin masih bisa dikemas lebih ciamik. Dari cerita ini ada satu kesan sih, tentang apa sebenarnya makna pernikahan.
Aku lumayan suka cerita ini, dengan latar tempat di semarang dan ada unsur bahasa lokal juga. Ditambah kehadiran Utari yang seolah ada karena ketidakikhlasan Satria. Hanya saja aku kurang suka endingnya yang terkesan buru-buru padahal mungkin masih bisa dikemas lebih ciamik. Dari cerita ini ada satu kesan sih, tentang apa sebenarnya makna pernikahan.
May 7, 2020
Diceritakan dengan 3 sudut pandang para tokoh di tempat, suasana dan waktu yang sama. Awalnya agak ganggu karena terlalu blak-blakan jadi kurang bikin penasaran.
Rasanya ada yang kurang.
Terlalu cepat dan nanggung ceritanya.
Apalagi pas sudah mencapai akhir cerita. Loh udah? Kirain masih ada ceritanya. Misalnya, kehidupan Ning dan Satria di masa depan gimana. Masa gitu doang. Udah. Hmm
Masih ada lagi yang kurang seperti tokoh utama laki-lakinya terlalu pasif dan kurang memperjuangkan tokoh wanitanya.
Lebih suka sudut pandang Ning yang optimis dan ekspresif serta sudut pandang Utari yang lucu mencoba berinteraksi dengan kedua tokoh utama.
Rasanya ada yang kurang.
Terlalu cepat dan nanggung ceritanya.
Apalagi pas sudah mencapai akhir cerita. Loh udah? Kirain masih ada ceritanya. Misalnya, kehidupan Ning dan Satria di masa depan gimana. Masa gitu doang. Udah. Hmm
Masih ada lagi yang kurang seperti tokoh utama laki-lakinya terlalu pasif dan kurang memperjuangkan tokoh wanitanya.
Lebih suka sudut pandang Ning yang optimis dan ekspresif serta sudut pandang Utari yang lucu mencoba berinteraksi dengan kedua tokoh utama.
May 16, 2020
Waktu lihat label metropop saya pikir novel ini latar dan pembawaan ceritanya kayak novel metropop lain yang biasa saya baca, ternyata... hmmm
Awalnya merasa asing baca ini, karena mungkin sudah lama juga saya nggak baca cerita yang kesannya lokal banget. Lama-lama malah jadi enjoy aja gitu. Kedua tokoh utamanya kalau boleh dibilang sih sama-sama polos, jadi greget aja sama mereka. Humornya juga lokal banget, kayak nggak usah berusaha lucu mereka sudah lucu dengan cara mereka sendiri. Padahal cerita ini sebenarnya bukan cerita lucu ya, agak bitter malah, tapi karakter tokohnya yang bikin lucu. Jadi menyenangkan bacanya.
Awalnya merasa asing baca ini, karena mungkin sudah lama juga saya nggak baca cerita yang kesannya lokal banget. Lama-lama malah jadi enjoy aja gitu. Kedua tokoh utamanya kalau boleh dibilang sih sama-sama polos, jadi greget aja sama mereka. Humornya juga lokal banget, kayak nggak usah berusaha lucu mereka sudah lucu dengan cara mereka sendiri. Padahal cerita ini sebenarnya bukan cerita lucu ya, agak bitter malah, tapi karakter tokohnya yang bikin lucu. Jadi menyenangkan bacanya.
May 28, 2022
Suka! Bagus ceritanya. Alurnya oke, ide ceritanya juga unik. Yang nggemesin ya Ningrum yang ceria dengan pembawaannya yang lincah dan kedewasaannya menerima keadaan (baik keadaan dirinya, maupunkeadaan pasangannya) membuat karakternya kuat serta menyenangkan.
Sempet sebelnya justru sama Satria. Sang laki-laki egois yang mikirin perasaannya sendiri. Tapi lagi lagi... namanya ditinggal mati sama istri saat lagi cinta-cintanya, plus anak dalam kandungan sang istri juga ikut meninggal, memang bukan hal yang mudah buat move on sih.
Makanya ide ceritanya saya suka, serta cara penulis menceritakannya juga enak dibaca. Ending menutup sempurna keseluruhan cerita. Pas!
Sempet sebelnya justru sama Satria. Sang laki-laki egois yang mikirin perasaannya sendiri. Tapi lagi lagi... namanya ditinggal mati sama istri saat lagi cinta-cintanya, plus anak dalam kandungan sang istri juga ikut meninggal, memang bukan hal yang mudah buat move on sih.
Makanya ide ceritanya saya suka, serta cara penulis menceritakannya juga enak dibaca. Ending menutup sempurna keseluruhan cerita. Pas!
May 10, 2023
Dipisahkan takdir saat masih saling mencintai, bisa membuat yang ditinggalkan terus terlarut dalam rasa kesedihan dan kenangan.
Sejujurnya, untuk ide ceritanya sudah menarik apalagi ditulis dengan 3 sudut pandang tokoh yang berbeda sehingga bisa tau apa yang dirasakan dan dipikirkan dari masing2 tokoh. Hanya saja, terlalu singkat hiks terdiri dari 216 halaman, jadinya terkesan terburu-buru untuk menamatkan cerita ini.
Orang bilang, kalau lagi tidak bisa tidur jangan pernah melihat jam, karena justru akan membuat semakin tersiksa menghitung-hitung waktu.
Sejujurnya, untuk ide ceritanya sudah menarik apalagi ditulis dengan 3 sudut pandang tokoh yang berbeda sehingga bisa tau apa yang dirasakan dan dipikirkan dari masing2 tokoh. Hanya saja, terlalu singkat hiks terdiri dari 216 halaman, jadinya terkesan terburu-buru untuk menamatkan cerita ini.
Orang bilang, kalau lagi tidak bisa tidur jangan pernah melihat jam, karena justru akan membuat semakin tersiksa menghitung-hitung waktu.
February 7, 2024
Novel romance dengan POV perempuan, laki laki dan hantu..bacanya enjoy karena storytelling-nya bagus, konflik batin Mas Satria emang kerasa banget sih cuma sayang mulutnya mas Satria ini minta ditampar banget pas menjelang akhir buku..Ningrum hebat deh..karakter cewek yang bener bener sabar..pesan bukunya juga dapet banget sih..relakan yang telah tiada dan jangan merasa bersalah saat ingin kembali memulai hidup yang baru karena orang yang mencintai kita pasti ikut bahagia melihat kita bahagia..
Overall good!
Overall good!
December 19, 2020
actual rating: 2,5 star
saya suka film Ghost.
saya suka novel If I stay by Gayle Forman.
persamaan: keduanya bernuansa roman, dengan campur tangan makhluk gaib.
di sini juga mirip. hanya saja, ada bagian-bagian yang menurut saya agak canggung dan kurang dieksplor secara optimal. oiya, saya suka karakterisasi para tokohnya, sangat berbeda satu dengan yang lain: kuat.
kali pertama istilah metropop romance muncul, menggantikan lini amore.
saya suka film Ghost.
saya suka novel If I stay by Gayle Forman.
persamaan: keduanya bernuansa roman, dengan campur tangan makhluk gaib.
di sini juga mirip. hanya saja, ada bagian-bagian yang menurut saya agak canggung dan kurang dieksplor secara optimal. oiya, saya suka karakterisasi para tokohnya, sangat berbeda satu dengan yang lain: kuat.
kali pertama istilah metropop romance muncul, menggantikan lini amore.
July 19, 2022
Terlalu berekspetasi dengan cerita yang hanya berdasarkan gambar sampul saja membuat agak sedikit kecewa dengan alur dan closingnya.
Gaya penceritaan per bab antara Satria, Ningrum dan Utari yang menceritakan diri dan kondisi masing-masing membuat cerita bergerak lamban dan kurang letupan.
Apakah arahnya ke mistis, romansa rumah tangga atau apa, kok kurang dieksplor. Semuanya serba tanggung dan terburu-buru.
Gaya penceritaan per bab antara Satria, Ningrum dan Utari yang menceritakan diri dan kondisi masing-masing membuat cerita bergerak lamban dan kurang letupan.
Apakah arahnya ke mistis, romansa rumah tangga atau apa, kok kurang dieksplor. Semuanya serba tanggung dan terburu-buru.
November 2, 2023
Lumayan ceritanya, tingkahnya Ning beberapa kali menghibur, ikut nyesek juga di bagian hampir akhir. Walau sebetulnya aku tidak merasakan urgensi adanya Utari di cerita ini, ya walaupun kepergiannya tanda mereka udah jatuh cinta, tapi tetap saja aku merasa tidak perlu ada pov-nya. Endingnya juga kurang nampol nih, masih berharap si Padmi bisa menemukan jalan keluar dari perkara rumah tangganya dan keluarganya Satria tau tentang kondisinya Ningrum, dan gimana tanggapannya.
February 8, 2024
Ini adalah salah satu buku yang menyelamatkan saya dari reading slump super parah. Buku-buku Mbak Netty memang berhasil menghidupkan kembali minat baca saya. Kisahnya ringan, banyak kejadian di sehari-hari, ditambah dialog yang gurih dan asyik dibaca, tanpa terasa buku ini saya habiskan selama dua hari setengah.
Tokoh-tokohnya selalu manusiawi dan tokoh ceweknya selalu saya suka banget, Ningrum, Padmi, Utari, semuanya okeee punya
Tokoh-tokohnya selalu manusiawi dan tokoh ceweknya selalu saya suka banget, Ningrum, Padmi, Utari, semuanya okeee punya
November 6, 2023
Seruu! Aku suka sama semua interaksi tokohnya. Perkembangan hubungan Satria-Ningrum juga menarik untuk dibaca.
Tapiii kenapa satu adegan harus diulang di ketiga POV. Sayangnya itu doang sih
3.5 stars from me, dibuletin keatas karna aku suka Padmi. Absurd banget emang dia. Kurang-kurangin lah berantemnya ama Ponco wkwkwk
Tapiii kenapa satu adegan harus diulang di ketiga POV. Sayangnya itu doang sih
3.5 stars from me, dibuletin keatas karna aku suka Padmi. Absurd banget emang dia. Kurang-kurangin lah berantemnya ama Ponco wkwkwk
April 8, 2024
Sederhana dan cukup mudah ditebak tapi di sisi lain penulisnya bisa menciptakan atmosfer yang menyenangkan dalam tulisannya sehingga saya nggak ngerasa bosan. Menurut saya itu poin penting, karena nunjukkin ke-efektifan penulis dalam mengeksekusi idenya yang cukup nggak umum (atau saya yang kurang baca? Hehe).
July 23, 2024
beli buku ini di event bazar buku tanpa ekspektasi apa pun. ternyata bagus dan seru. ceritanya ringan. aku suka karakter-karakter di buku ini karena terkesan sangat manusiawi(?). yang aku ga suka dari buku ini adalah lebih banyak narasi daripada dialog. jadi sedikit bosan pas baca. memang bukan seleraku sih cerita dengan banyak narasi seperti ini.
October 16, 2022
Ceritanya lucu, menghibur dan so sweet banget. Seneng jg dgn pesan moral yang terkandung di dalamnya. sedikit agak terganggu dengan alur cerita berulang yang dijabarkan berbagai POV. Tapi well itu gaya bercerita yang dipilih penulis kan.
*audiobook by storytel*
*audiobook by storytel*
May 11, 2020
Cerita sederhana dengan sudut pandang yang unik.
August 3, 2020
Cerita yg simpel, kata2 yg gampang dicerna
😊😊😊😊😊
😊😊😊😊😊
March 14, 2021
Biasa aja ceritanya. Konfliknya kurang greget
Displaying 1 - 30 of 37 reviews