Jump to ratings and reviews
Rate this book

Bumi #6

Komet

Rate this book
Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.

Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.

384 pages, Paperback

First published May 28, 2018

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Tere Liye

67 books12.7k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,648 (55%)
4 stars
1,462 (30%)
3 stars
487 (10%)
2 stars
100 (2%)
1 star
92 (1%)
Displaying 1 - 30 of 388 reviews
Profile Image for Nur Amalia Sari.
1 review2 followers
June 2, 2018
Saya pikir Novel Komet adalah seri terakhir, tetapi malah harus menunggu 1 tahun lagi untuk seri selanjutnya dan itupun kalau tidak ada plot twist lagi dan bersambung di next book.

Setelah menanti bertahun-tahun untuk next dan harus menunggu lagi rasanya sangat kesal dan ingin segera menammatkan Series ini, bahkan rahasia yang paling penting "Keluarga Raib" masih belum diketahui.
Oh, pleasee... can't wait next book
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
July 12, 2018
bisa pinjam di bookabuku.com yaa..
=)

petualangan yg seruuuu..
dari Pulau Hari Senin sampai Pulau Hari Sabtu..
:O

dan ending'y bikin gregetan n butuh lanjutan'y..
Komet Minor, see you next year..
:')
Profile Image for mghf.
198 reviews22 followers
May 30, 2018
Seriously? After all this time? WHY THE HELL YOU ALWAYS TORTURE US THIS WAY? For almost 5 years, for God's sake. I can not wait any longer. I'm done.

Nah, just kidding I need the next book asap pleaaaaase. ;-;
29 reviews1 follower
May 31, 2018
Petualang baru oleh Raib, Seli, dan Ali di Klan 'Antah Barantah'. Novel ini masih sama dengan novel-novel sebelumnya, dengan pembukaan di Klan Bumi yang berlanjut ke Klan lainnya menuju petualangan tidak terduga. Selalu membuat pembaca tertarik untuk langsung menamatkan serinya, walaupun hanya untuk menemukan sebuah kegregetan, sungguh diluar dugaan. Gaya bahasa pada novel ini juga lebih baik, dengan adanya selipan humor-humor lucu di percakapan yang tidak berlebihan sehingga pembaca dapat menikmatinya tanpa harus mengesampingkan cerita asli. Ini menarik dan ditunggu kelanjutannya. heuhue
Profile Image for Agung Tri.
40 reviews4 followers
June 21, 2018
Buku kelima dari serial bumi. Petualangan Raib, Seli dan Ali

Cerita bermula saat mereka telah kembali dari klan bintang dan membebaskan Si Tanpa Mahkota yang selama ini terpenjara di ruang bawah tanah klan bintang karena ternyata salah satu pasak yang dihancurkan oleh mereka adalah segel menuju penjara tersebut. Singkat cerita, Si Tanpa Mahkota muncul di kota Illinois, klan Matahari untuk merebut kuncup pertama bunga matahari dan mengetahui lokasi senjata paling ampuh dunia paralel yang tersimpan di klan komet. Berhasil dan Si Tanpa Mahkota menuju klan komet dan tentunya Raib, Seli dan Ali mengikutinya

Di Klan komet, terbagi menjadi 7 pulau yang mengikuti nama hari dan diuji dengan berbagai macam ujian kehidupan.
Pulau Senin, dimana mereka bertemu Paman Kay yang menjadi seorang nelayan dengan ujian kejujuran yang diaplikasikan dengan tidak mencuri buah dan perbekalan di perahu tempat mereka berlabuh.
Pulau Selasa, bertemu lagi dengan Kakek Kay yang menjadi seorang pemilik restoran dan pemimpin dari pulau tersebut dan ujian kepedulian dimana mereka harus mencari boneka singa laut milik Cindanita yang telah dicuri oleh para bintang laut dan mengharuskan mereka menghadapi Bintang Laut Raksasa.
Pulau Rabu, bertemu lagi dengan Petani Kay dan ujian kecerdasan dimana mereka harus bertarung melawan beberapa burung berperawakan hitam dan bersatu menjadi satu burung dengan empat kepala dan sayap.
Di Pulau Kamis, mereka bertemu Dorokdok-dok, seorang perompak yang juga berperawakan seperti Kay-di Pulau sebelumnya dan diberikan pilihan yang sulit saat harus menyembuhkan sang perompak yang sakit ketergantungan terhadap senjata canggih yang selama ini mereka gunakan untuk membajak perahu di lautan lepas.
Pulau Jum'at, mereka bertemu dengan pemimpin otoritas kepulauan Jum'at, Kay juga dan menghadapi pertempuran antara perompak Dorokdog-Dok dan Kay, pemimpin dari otoritas kepulauan.
Dan di akhir pulau yaitu pulau Sabtu, mereka bertemu Pemilik Kunci Lautan, Kay yang juga ternyata bersama sang istri, Bibi Nay yang menjadi kunci dari lokasi pulau berbuah aneh, tempat pusaka sakti di dunia paralel. Ujian terakhir yang menjadi puncak ujian mereka adalah mereka harus membunuh Kay dan Nay untuk mendapatkan kunci tersebut.

Selama perjalanan, mereka ditemani oleh Max, sang kapten kapal yang dibajak oleh perompak dan akhirnya bergabung. Namun pada akhirnya, Max ternyata adalah Si Tanpa Mahkota yang menyamar dan berhasil masuk ke klan Komet Minor untuk mendapatkan pusaka sakti dunia paralel. Meninggkan ketiga tokoh utama dengan jaring peraknya.

Tere Liye mengemas dengan bagus dan cantik tentang pelajaran hidup yang memang kadang terlupa oleh manusia hari ini. Dengan cerita yang masih mengalir dan berhubungan membuat pesan tersebut tidak menggurui dan dengan pas melekat ke dalam pikiran pembaca. Dari cerita yang ada, sebenarnya sudah ada pemikiran bahwa Max bukan orang asing karena keberadaannya yang janggal, namun untuk sebuah cerita, "pemaksaan" ini memang diperlukan untuk kelanjutan cerita.

Beberapa pesan yang terkandung dalam cerita seri kelima serial bumi,
"Kita sibuk sekali mengurus masalah si Tanpa Mahkota, mengurus nasib seluruh dunia paralel, Si Tanpa Mahkota begini, si Tanpa Mahkota begitu, bla-bla-bla. Tapi kita lupa justru hidup ini datang dari hal-hal kecil." - Hal.161

"Ketahuilah, dalam hidup ini, kadang kita melakukan sembilan puluh sembilan kebaikan, lantas tidak sengaja melakukan satu keburukan. Kita kadang lebih fokus pada satu keburukan tersebut, lupa betapa banyak yang telah kita lakukan." - Hal.271
Profile Image for Tarri Pewe.
66 reviews4 followers
June 8, 2018
Ahh..selalu seru dan menengangkan saat membaca kisah Raib, Seli dan Ali. Gamasalah ada berapa banyak buku lanjutan yang akan Tere Liye buat...aku selali menantikannya dan menikmatinya.

www.duniabukutarripewe.com
Profile Image for Qory Anindya.
30 reviews4 followers
June 11, 2018
Ini serial Bumi paling keren dan paling bikin penasaran. Petualangan yang seru banget trus banyak juga sindiran-sindiran tersembunyi tentang politik terutama. Oiya ini banyak banget pesan-pesan tentang kehidupan seperti tentang jujur, tangguh mengahadapi masalah, dll. Endingnya beda sama serial sebelum-sebelumnya, ini lebih greget dan deg-degan abis. Oiya ada hint juga sih tentang orangtuanya di bagian ending.
Profile Image for Rossa Imaniar.
188 reviews4 followers
November 8, 2020
“Ada banyak sekali kekuatan di dunia paralel. Tapi ketahuilah salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik.”

“Berhati-hatilah selalu. Di dunia ini ada banyak hal yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal...”

“Ketahuilah, dalam hidup ini, kadang kita melakukan sembilan puluh sembilan kebaikan, lantas tidak sengaja melakukan satu keburukan. Kita kadang lebih fokus pada satu keburukan tersebut, lupa betapa banyak yang telah kita lakukan.”


Yeah.. Setelah dalam antrian panjaaaang di Ipusnas. Akhirnya dapet juga dong buku ke-5 seri ‘Bumi’ ini. Nggak pake babibu.. langsung aja ku-save. Harusnya aku baca buku yang ke-4.5 dulu sih, ‘Ceros dan Batozar’. Tapi, aku belum beruntung mendapatkan pinjaman buku tersebut di Ipusnas—masih ngantriii. Dapetnya yang ‘Komet’ duluan. Ya udah deh, sikat aja yang ada.

Aku kasih 🌟🌟🌟 untuk buku ini. Jujur, ya.. Menurutku pribadi buku ke-5 ini nggak se-BaddaS buku-buku sebelumnya. Nggak ada sesuatu yang berasa menegangkan banget dalam buku ini. Malah aku melihatnya cenderung flat aja gitu. Ini menurutku loh ya, nggak tahu kalo menurut kalian gimana.

Cuma plot twist-nya cukup oke, cukup mengecohkan. Dari awal petualangan mereka—Raib, Seli, Ali—ke Klan Komet, aku nggak menyadari tentang keberadaan Tokoh si Tanpa Mahkota. Kira-kira si Tanpa Mahkota ini ke mana, kok nggak disinggung sama sekali saat berada di Klan komet. Padahal dia kan juga berada di Klan Komet.

Pikirku, mungkin nanti kalo udah nyampe di pertengahan bab kali ya, si Tanpa Mahkota ini bakal di singgungkan dengan Raib, Seli dan Ali. Eh, tapi ternyata nggak ada sama sekali. Cerita tetap berfokus dengan perjuangan Raib, Seli dan Ali dalam mencapai pulau-pulau.

Dan, aku tuh baru ngeh menjelang bagian ending. Baru mikir, “Eh, jangan-jangan si ‘Ini’ tuh adalah si Tanpa Mahkota”. Dan, ternyata... eng..ing..eng..
Duuuh... kenapa aku tidak menyadari hal tersebut dari awal ya... 😁

Keren, emang, Bang Tere ini. Mengecohkan pembaca untuk tetap fokus dengan petualangan 3 sahabat tersebut. Ya.. walau menurutku petualangan mereka tidak se-BaddaS petualangan sebelum-sebelumnya, tapi mampu membuat pembaca terfokus pada mereka dan melupakan keberadaan si Tanpa Mahkota.

Untuk ending, kali ini ending-nya menggantung banget. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya, di mana petualangan mereka selesai sampai tujuan dalam satu buku. Walau tetep, selalu menyisahkan tanda tanya, karena memang buku ini berseri.

Nah, untuk yang seri ‘Komet’ ini, petualangan mereka belum sampe tujuan sesungguhnya. Petualangan masih berlanjut di buku selanjutnya, ‘Komet Minor’. Beruntungnya aku, membaca ketika buku lanjutannya udah ada. Aku nggak kebayang deh, gimana rasanya jadi mereka yang membaca langsung buku 'Komet’ ini setelah diterbitkan. Pasti waktu nyampe ending geregetan banget tuh harus nunggu buku lanjutannya terbit... 😁

Secara keseluruhan, buku ini cukup menghibur. Yang aku garis bawahi saat membaca buku ini.. Buku ini tuh mengajarkan kita untuk menjadi manusia baik, manusia yang tulus. Menunjukkan kepada kita, bahwa kebaikan adalah sumber kekuatan hidup tertinggi.

Untuk kekurangannya sendiri, selain ceritanya yang kurang BaddaS—menurutku, ada beberapa typo. Tapi tidak masalah buatku pribadi. Namun, ada hal yang sedikit mengganggu. Yaitu banyaknya keterangan berulang-ulang. Misalnya seperti ini, tentang lampu gantung berbentuk bola-bola kaca dengan ikan ekor bercahaya di dalamnya.

Atau, tentang Tokoh Max, Bang Tere menyebut berkali-kali detail fisik Tokoh Max dengan sebutan: pemuda usia dua puluhan yang kurus dengan pakaian gombrang, berjerawat. Duuh, jujur itu membosankan sekali.

Tak perlu lah diperjelas berkali-kali. Satu dua kali disebut sudah cukup menurutku. Tapi, ya.. Tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini. Setiap apa pun pasti ada kekurangannya. Begitu pula dengan buku ini. Walau begitu, buku ini cukup bisa dinikmati.

Oke, baiklah.. Sampai di sini dulu review suka-suka dari aku. Semoga kalian bisa menikmati review ini. Mohon maaf kalo ada salah kata yang tidak berkenan di hati kalian. Sekali lagi ini adalah buah pemikiranku tentang buku ini. Tentang apa yang aku rasa setelah baca buku ini.

Akhir kata, terimakasih banyak buat kalian atas perhatian dan waktu yang di luangkan untuk membaca review ini.. 🤗
Sampai jumpa di lain waktu...
Daaannn.. selamat berpetualang dengan Raib, Seli dan Ali... 😉
Profile Image for siti aisyah masrurah.
9 reviews1 follower
June 10, 2018
saya kira ini adalah akhir.. ternyata masih ada lanjutannya, hiks.
ceritanya seperti biasa, seru, perjalanan Raib, Seli dan Ali saya rasa ini yang paling keren dan lebih menantang, beda banget dengan seri-seri sebelumnya yang apa-apa mengandalkan teknologi super canggih untuk menemani petualangan mereka bertiga. masih dalam misi untuk menghentikan si tanpa Mahkota dan melindungi dunia paralel dari akan terjadinya perang.
kalau saya lanjut ngasih review ntar malah spoiler :3
udah deh, baca aja hahaha
akhir ceritanya ya bikin kaget terus kezel
terus galau
terus sedih
musti nunggu berapa lama lagi untuk seri selanjutnya. dan pasti bakalan tamat dalam waktu semalam, hiks.
pingin gitu ya saya curi aja isi otaknya pak Tere Liye biar ga penasaran T_T
mau nya dulu pas mimpiin pak Darwis alias tere liye saya tanyain aja ya bocoran seri-seri selanjutnya. :v
Profile Image for Dian.
26 reviews4 followers
Read
February 3, 2021
Astagaaa endingnya bikin emosiiii!!! 😤😤😤 Aku udah duga sih ada yg ga beres sama salah satu tokoh baru di sini. Hiiiihh sebel bangeeett 😭😭
Profile Image for Ratna Sari.
308 reviews11 followers
June 7, 2018

"Ada banyak sekali kekuatan di dunia paralel. Tapi ketahuilah, salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik." (hlm. 87)
.
Masih ingat bagaimana si Tanpa Mahkota lolos dari penjara abadinya dan mencari Komet? Nah, di buku kelimanya ini Raib, Seli dan Ali berusaha mendahului misi si Tanpa Mahkota. Bersama perwakilan tiga Klan (Bulan, Matahari dan Bintang), mereka berkumpul di Stadion tempat penutupan Festival Bunga Matahari. Hal ini dikarenakan ada isu bahwa si Tanpa Mahkota akan menggunakan bunga matahari yg pertama kali mekar itu untuk membuka jalan menuju pulau yg menjadi pembuka pintu portal ke Klan Komet. Apakah si Tanpa Mahkota berhasil menemukan Klan Komet?
.
Buku ini memang sudah ditunggu-tunggu oleh pecinta seri Bumi-nya Tere Liye, termasuk diriku. Bahkan aku berpikir bahwa Komet akan menjadi penutup. Namun, saat aku melihat ke halaman akhirnya... YA LORD, MASIH ADA KELANJUTANNYA! "Bersambung ke KOMET MINOR" 😂😂😂
.
Sejak tau itu sih, agak males jg membaca buku ini, rasanya seperti dipermainkan. Sengaja diulur-ulur 😅 Tapi, penasaran jg sih kelanjutan petualangan ketiga sahabat itu. Tanggung kalau berhenti sampai Bintang 😆 hehe..
.
Jadi, setelah bunga matahari itu mekar, mereka bertiga mengikuti si Tanpa Mahkota masuk ke portal. Ternyata portal itu membawa mereka ke Kepulauan Komet. Kepulauan yg terdiri dari Pulau Senin sampai Pulau Minggu. Kuakui petualangan kali ini cukup membosankan. Memang sih tantangan di setiap pulaunya berbeda-beda & bs diambil hikmahnya, tp alurnya selalu sama: sampai di Pulau ➡ menghadapi masalah ➡ selesai, begitu seterusnya hingga Pulau Sabtu 😪 Lalu Pulau Minggunya gmn? RAHASIA 😜
.
So, masih menunggu kelanjutannya? Pasti! Aku masih penasaran sih ending dr seri ini 😂😂 Selama msh ada di GD dan aku msh berlangganan premiumnya, pasti aku akan membaca KOMET MINOR 😂😂 Hahaa..
Profile Image for sherly .
46 reviews3 followers
January 6, 2022
Petualangan Ali, Seli, Raib berlanjut ke Kepulauan Komet untuk mengikuti Si Tanpa Mahkota yang masuk ke dalam portal menuju Klan Komet (yang sebenarnya kepulauan) melewati portal yang terbuka dari bunga matahari di Klan Matahari.

Petualangannya polanya seperti biasanya, pas udah mau "game over" tiba-tiba ada sebuah keajaiban yang datang karena "kebaikan" mereka. Twist-nya agak dapet di akhir yang ternyata Max itu Si Tanpa Mahkota yang menyamar karena dia gabisa lulus ujian dari Bibi Nay dan Paman Kay. Di bagian ini mikir, apa Bibi Nay sama Paman Kay adalah the most powerful human in parallel universe? Jadi selama ini Paman Kay dan Kay-Kay lainnya itu satu orang?

Dan seperti biasanya juga, akhir ceritanya ngegantung dan harus lanjut ke buku berikutnya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Azkia.
49 reviews
June 27, 2018
Lanjutan Bintang (menurutku lebih pas disebut lanjutan Ceros dan Batozar karena di sini beberapa kali disebut-sebut tentang Ceros dan Batozar itu) ini ga kalah sama buku-buku sebelumnya. Aku suka dengan buku ini, tapi di sini sepertinya typonya semakin parah. Maksudku parah dalam artian jumlahnya bertambah. Tidak kenapa-kenapa sih, tapi cukup mengganggu. Tapi yang paling membuatku kesal adalah typo pada nomor episode (yang merupakan judul bab)nya. Mulai episode 21, aku melihat ada yang aneh. Let's see.. Episode 21 ada 2, episode 22 ada 3, episode 23 ada 2, episode 26 ada 2. Urutannya jadi 21, 21, 22, 22, 23, 22, 23, 24, 25, 26, 26, 27. Semakin membingungkan karena tidak berurutan. Jumlah episode seharusnya ada 32, tapi di buku cuma 27.

Tapi aku tetep kasih 5 bintang, karena yang kunilai isi bukunya, typo ga termasuk, wkwkwk.. But kuharap nantinya masalah typo ini diminimalisir ya.. :D

Oke, overall, aku suka buku ini, walaupun twistnya mengesalkan, wkwkwk. Well, aku bukan tipe orang yang terlalu menilai orang dari penampilan ya (mungkin iya sih, :P), tapi dari sejak aku baca deskripsi tentang si Max, aku udah ga suka sama dia. Dari awal aku udah sebal kenapa si Max itu ikut-ikutan aja. Oke, mungkin dia jadi penyelamat juga sehingga Trio Raib bisa sampai ke Pulau Hari Sabtu, tapi kuharap yang menolong itu bukan dia, deh.. Itu satu-satunya yang menurutku mengganggu di petualangan itu, gara-gara ada Max. Tokoh-tokoh lainnya aku suka, termasuk Dorokdok-dok, dan aku suka bagian waktu teknik penyembuhan racun pasir hitam itu, TOP! Apalagi pas baca kalau Ali jadi cemas melihat Raib kelelahan, aku pengen ketawa.

Ada beberapa bagian dimana Seli mengatai Ali sebagai 'manusia tidak berperasaan', dan aku jadi geli sendiri. Karena kalau lihat perhatian Ali kepada mereka (terutama Raib), itu ga masuk akal. Lagian Seli sendiri yang bilang kalau Ali itu perhatian ke Raib :P Oke, Ali memang cuek, dan ga terlalu peduli dengan nasib orang lain kecuali timnya sendiri, tapi dia bukan beneran ga punya perasaan. Kalo si Tanpa Mahkota.. nah, aku ga tahu dia itu punya perasaan atau enggak sih. Mungkin dia berbaik hati enggak membunuh Trio Raib, tapi ambisinya menguasai dunia paralel itu keterlaluan. Dan aku baru tahu kalau si Tanpa Mahkota tidak bisa melakukan teknik penyembuhan. Apakah kata-kata dia itu benar atau tidak, entahlah. Tapi aku ingat Faar pernah bilang kalau petarung yang bisa memiliki kekuatan sekaligus teknik penyembuhan adalah dari garis keturunan murni. Si Tanpa Mahkota juga dari garis keturunan murni, kan?? Dan Raib adalah keturunan dia. Aku agak bingung, tapi senang juga karena ternyata (sementara ini) si Tanpa Mahkota tidak sehebat yang terlihat.

Endingnya bikin penasaran, bener-bener ga tahan membayangkan harus nunggu beberapa bulan atau bahkan setahun lagi untuk membaca Komet Minor (dan aku yakin bakal ada lanjutannya lagi). Menurut Ngglanggeran dan Ngglanggeram di Ceros dan Batozar, dunia paralel itu ada banyak kan, empat puluh kalo ga salah. Enggak mungkin serial ini berakhir di Komet Minor. Yakin, enggak mungkin. Tapi itu gimana penulisnya sih, ya :P

The last thing I would say, is a request for Bang Tere Liye :D Kalau bisa, buku Komet Minornya dibikin agak lebih tebal ya. Gapapa deh, agak lama juga, yang penting bukunya tebal :) Aku juga berharap ada spin-off lagi, mungkin buku ke 5,5 atau yang ga usah termasuk ke seri utama, ga perlu ada nomornya :) 5 stars and 2*2 thumbs up for this book <3
Profile Image for Ainu Athifah.
187 reviews
May 29, 2018
Selesai membaca Ceros dan Batozar, saya langsung melanjutkan ke Komet karena memang sudah penasaran sekali hahaha. Saya kira, novel ini akan menjadi akhir petualangan Raib, Ali, dan Seli, tetapi ternyata tidak???? Saya semakin tidak sabar untuk mengetahui akhirnya :(

Bagi saya, diantara novel yang lainnya, novel ini yang paling lemah. Sebenarnya ceritanya seru-seru saja, apalagi mereka kembali berhadapan dengan si Tanpa Mahkota, tetapi hanya sebatas itu. Kisah pada novel ini berfokus pada Raib, Ali, dan Seli untuk mencari sebuah pulau dengan tumbuhan aneh yang berfungsi sebagai portal menuju Komet Minor. Seperti biasa, untuk mencari pulau tersebut, Raib, Ali, dan Seli akan menghadapi banyak tantangan dan hingga akhirnya bisa tiba pada tujuan akhirnya. Petualangan mereka seru, tetapi entah mengapa (mungkin karena repetisi kali ya), agak membosankan di beberapa bagian hehe. Namun idenya tetap menarik! Hal lain yang menurut saya agak kurang adalah, walaupun di bagian akhir terdapat sebuah plot twist, tetapi ketika saya membacanya, saya merasa 'hah? hanya segitu?' hehe (walau plot twistnya cukup bikin ngomel-ngomel tetapi saya merasa kurang.....)

Hal lain yang saya suka dari novel ini adalah adanya humor yang diselipkan pada keseluruhan cerita hehe. Penggunaan nama hari sebagai nama pulau dan pertengkarang antara Dorokdok-dok dengan Pemimpin Otoritas cukup menghibur.

3.75/5 dulu untuk kali ini. Tidak sabar menunggu kelanjutan ceritanya!
Profile Image for Sharulnizam Yusof.
Author 1 book91 followers
May 28, 2020
1
Ini buku kelima dari 9 siri Bumi oleh Tere Liye. Hakikatnya, ini buku yang keenam selepas Ceros & Botazar. Pastikan tidak tersilap, ya.


2
Namun membaca terus Komet selepas Bintang, tidaklah begitu mencacatkan jalan cerita. Masih nampak kesinambungannya.


3
Seperti biasa, selepas pertualangan besar dan selesai mencapai misi, cerita akan dimulakan dengan situasi di rumah Raib, dalam kelas, kantin, ruang bawah tanah rumah Ali dan pengembaraan seterusnya bermula dari rumah Seli. Ya, kawan. Begitulah permulaan setiap buku sejak siri kedua.


4
Kali ini tiga sahabat berbeza klan terjerumus ke Klan Komet demi mematahkan rancangan Yang Tanpa Mahkota. Misi besar mereka ialah untuk mengelakkan penguasaan besar YTM yang memungkinkan peperangan antara klan.


5
Perjalanan Raib, Seli dan Ali ke negeri antah berantah dipenuhi cabaran yang pelbagai. Dari satu pulau ke pulau, mereka diuji dengan dugaan yang bukan saja menguji kekuatan fizikal, tetapi juga melibatkan kecekalan dan keikhlasan hati.


6
Cabarannya pelbagai. Dari sebuah ke sebuah pulau (7 pulau semuanya), mereka bertemu dengan "Kay" yang menguji. Saya jadi teringat dengan pengembaraan mereka dalam buku Bintang. Sama, hanya situasi berbeza.


7
Kemunculan Yang Tanpa Mahkota memang agak mengejutkan. Walaupun penyamarannya klise, tapi masih berjaya menghilang di bawah kesedaran bacaan. Mantul.


8
Pengembaraan mereka tergendala pada saat akhir. Sambungannya dalam Komet Minor.


#sharulmembaca
#malaysiamembaca
Profile Image for Jesslyn.
10 reviews2 followers
June 26, 2018
Setelah selesai membaca Ceros dan Batozoar, saya langsung loncat baca Komet! Kisah Raib dan dunia paralelnya memang menarik untuk diikuti. Saya pikir, kisah ini akan berakhir di buku buku keempat, ternyata masih lanjut, dan tetap menarik untuk menunggu kelanjutannya.
Pemberian nama tokoh yang lucu dan aneh membuat cerita nya semakin menarik. Jujur saja, endingnya tidak tertebak (setidaknya bagi saya). Saya tidak sabar menunggu kelanjutannya.
June 26, 2018
Saya sangat menanti-nantikan novel ini sejak lama sekali dan akhirnya langsung beli waktu ada di gramedia hahahaa.
Tapi saya agak kecewa karena saya bisa menebak alur ceritanya dan ending ceritanya yang masih berlanjut ke buku berikutnya.
2 reviews
June 23, 2018
Saya menghabiskan buku ini hanya butuh 1 hari, sangking serunya

tere liye makes another masterpiece

Fakta bahwa buku ini adalah karya anak bangsa membuat saya lebih takjub

Serial bumi benar benar membuat pembaca tenggelam dalam ceritanya, pembaca seperti merasakan langsung atmosfer petualangan raib ali dan seli, yang awalnya hanya anak SMA biasa menjadi pahlawan dunia paralel, plot twist dari buku ini juga selalu membuat saya kagum dengan cara pikir tere liye
Profile Image for RadithaReads.
31 reviews4 followers
June 14, 2018
Sukaaaaaaa dengan petualangan mereka bertiga kali ini.
Lagi, petualangan mereka memprtemukan mereka dengan klan baru, orang-orang baru, dan tentunya rintangan baru.

walaupun aku masih kebingungan mencerna alur ceritanya di beberapa bagian, tapi keseluruhan ceritanya lumayan seru, walaupun menurutku masih lebih seru buku2 sebelumnya.
yah aku juga agak kecewa karena ternyata ini bukan buku terakhir dari seri bumi, dan aku masih harus menunggu kelanjutan ceritanya di buku selanjutnya, Komet Minor:')))
Sepertinya bang tere agak bertele-tele menyampaikan kisah petualangan Ra, Ali, & Seli, karena aku berharap besar bahwa ini akan menjadi buku terakhir dan semua pertanyaan akan terungkap dibuku ini, tapi ternyata tidak, ya sudahlah...
June 11, 2018
Lagi. Saya menamatkan buku ini dalam waktu sehari.

Sejujurnya saya mengira cerita akan mengalir seperti buku-buku sebelumnya, selalu bertemu monster lalu menyaksikan teknologi yang semakin dan semakin canggih. Tapi tidak, pesan yang disampaikan cukup sederhana, mengenai kejujuran, persahabatan, ketulusan. Ah, saya selalu mengagumi pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh penulis.

Hanya saja rating nya 4/5, untuk buku ke-5 dalam seri ini tidak banyak perubahan konsep cerita (walaupun saya akui buku ini agak berbeda) dimana mereka akan selalu berhasil melewati rintangan yang ada. Di serial Bumi ini menggunakan sudut padang orang pertama, tapi ada satu bagian yang menggunakan sudut pandang orang ketiga, saya agak bingung kenapa hanya satu halaman itu yang menggunakan sudut pandang ketiga? yang biasa adalah Aku, seketika berubah menjadi Raib.
Profile Image for Nabila Muthi'ah R..
297 reviews16 followers
June 20, 2018
(Sebenarnya di Instagram kukasih 2.85 🌟, tapi setelah berbagai pertimbangan aku malah bulatkan kebawah. Huh.)

Ketahuilah, dalam hidup ini, kadang kita melakukan sembilan puluh sembilan kebaikan, lantas tidak sengaja melakukan satu keburukan. Kita kadang lebih fokus pada satu keburukan tersebut, lupa betapa banyak yang telah kita lakukan.


Ingatkah kalian, tahun lalu aku merasa bosan saat membaca Bintang? Dan beberapa hari yang lalu aku sangat-sangat puas dengan Ceros dan Batozar? Nah, Komet ini BERHASIL membuat mood-ku berantakan.


Tentang Apa?
Raib, Seli, dan Ali kembali bertualang untuk mencari Klan Komet. Mereka bertualang, lalu muter-muter di klan baru dengan tujuan yang tidak terduga.

Ralat. Tujuannya bakal kebaca deng.


Hal Positif dari Buku Ini
Sepertinya aku harus banyak berterima kasih kepada sang co-author (FYI, co-authornya sama dengan di Ceros & Batozar) karena buku ini lebih lucu dari Bintang. Ya walaupun ga sampe selucu Ceros & Batozar sih..
Lalu yang aku lihat, ada perkembangan dalam diri mereka bertiga. Ya lumayan jelas sih, kan mau kelas 12? 😂


Hal Negatif dari Buku Ini
Sebentar. Aku tarik nafas dulu, karena ini akan PANJANG.


1. Pola yang berulang dan membosankan.
Beberapa pembaca termasuk aku sudah mulai merasakan kebosanan di Bintang, salah satunya karena pola yang agak berulang. Nah, bersiap-siaplah karena kita akan LEBIH BOSAN di buku ini karena pola yang berulang-ulang.
Seperti yang aku katakan sebelumnya (atau belum ya? Mungkin disini kuperjelas saja), kita akan dibawa bertualang dari tempat ke tempat hingga ke tujuan, seperti di Bintang. Namun disini, setiap tempat akan disuguhi suatu pola yang berulang namun dengan masalah yang berbeda. Awalnya sih pola ini menyenangkan dan agak menggelitik, namun setelah beberapa kali, ini membosankan.
Selain itu, hal yang juga diulang adalah pujian untuk mereka bertiga. Aku suka kalian. Kalian itu polos dan baik hati. Bla,bla,bla.. Mereka memang baik, tapi apa kalian tidak punya kata lain, wahai orang-orang yang memuji Tiga Sahabat?


2. Terlalu banyak pertarungan
Pertarungan memang bisa membuat pembaca tegang, bahkan kalau boleh jujur, aku suka dengan adegan aksi. Tapi disini keseringan. Hampir di setiap tempat yang dituju ada pertarungan. Jatuhnya jadi hambar. (Kalau di buku-buku sebelumnya kan frekuensi bertarungnya ga banyak, jadinya aku selalu tegang.) Dan pertarungan yang layak kusebut menegangkan cuma sedikit. Aduh. *brb nepok jidat*


3. Kurangnya pesan moral, terutama yang tersurat
Kalau yang tersirat sih, kalian bisa cari, tapi pesannya mirip-mirip. Kalau secara tersurat aku cuma nemu dua yang menarik mataku, satu yang di atas, satu lagi:

Ketahuilah, setiap kali sebuah cahaya bersinar sangat terang, maka bayangan yang dibuatnya sangat gelap. Sebaliknya, saat sesuatu sangat gelap, maka dibutuhkan cahaya terang untuk melewatinya. Keseimbangan.


Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya tokoh yang bijak. Hmm, ga Tere Liye banget ya?


4. Plot twist yang agak...basi?
Mungkin bukan basi kali ya, tapi terlalu gampang untuk ditebak, atau terlalu sering muncul. Ah itulah.



5. Komet bukan akhir, dan sepertinya Komet Minor berpeluang menjadi bukan buku terakhir.
Mungkin dialog Seli ini bisa jadi dasar dari pernyataan kedua:

Kalau kita kuliah di tempat yang berbeda, bagaimana nasib petualangan kita?

Hmm, sepertinya saya mencium sesuatu. Sesuatu seperti...firasat bahwa seri ini masih berlanjut setidaknya dua buku lagi. (Tapi aku ga tau ya, ini cuma perasaanku aja wkwk.)

Kesimpulan
Intinya adalah, aku KECEWA BERAT dengan buku ini. Dan ga tau apakah bakal baca lanjutannya atau engga (kecuali untuk di-review, kurasa 😂). Dan kalau baca pun aku akan mengandalkan Gramedia Digital 😂 Kalau kalian fans berat seri ini, baca aja. Tapi kalau kalian udah bosan sama Bintang, kayanya harus berpikir ulang untuk baca ini (kecuali kalau kalian penasaran, silakan aja 😜)
Profile Image for Diagnosa Fenomena.
9 reviews3 followers
June 14, 2018
Masih tetap seseru novel sebelumnya. Hanya saja, yg ini lebih mudah ditebak akhirnya, terutama setelah kemunculan anggota baru.
Profile Image for Ardina Rahma.
134 reviews14 followers
May 29, 2018
Adakah yang berpikir buku ini merupakan buku terakhir dari serial Bumi? Jika iya, kalian salah. Karena tahun depan kita akan bertemu lagi dengan lanjutan buku ini dalam judul Komet Minor.
Aku ngga tahu harus merasa senang atau perlahan-lahan merasa lelah karena merasa kok serial ini jadi kepanjangan banget yaa, tahun depan itu serial Bumi akan masuk tahun ke-6, kurang 2 tahun lagi untuk menjadi serial dengan panjang Sewindu (Tulus kali ah).
.
Sementara itu..
Aku kok curiga ya tulisan-tulisan Tere Liye itu mengandung sesuatu--entah apa. Karena... kok aku bisa-bisanya sih dengan cepat menamatkan buku ini plus Ceros dan Batozar? Sementara banyaaaak banget buku yang aku timbun dan belum terbaca, nah Ceros dan Batozar + Komet ini baru aku beli hari Sabtu dan di hari Selasa aku sudah merampungkannya!! Yang berarti juga, aku harus menunggu setahun lagi untuk menunggu kelanjutannya. 😪😂
.
Di Komet kita akan diajak berkeliling menelusuri Pulau-pulau di Kepulauan Komet. Nama pulaunya unik, Pulau Hari Senin, Pulau Hari Selasa hingga Pulau Hari Minggu. Kita juga akan bertemu dengan Kay yang memiliki saudara kembar di pulau-pulau yang berbeda tersebut.
Ada alasan dibalik kedatangan Ali, Raib dan Seli di Kepulauan Komet tersebut yang berkaitan dengan si Tanpa Mahkota. Lebih tepatnya, ini semua karena mereka 'mengikuti' si Tanpa Mahkota. Ya, Trio Raib benar-benar akan berinteraksi dengan musuh mereka di buku ini.
.
Mari katakan Hei terhadap twist yang dibuat Tere Liye di buku ini.
HEI!
(Kzl aku kzl sama twistnya. kzl 😶, etapi aku udh feeling sih bakal ada twist itu, dan ternyata bener dong😭)
Profile Image for Yolanda Suciati.
79 reviews1 follower
June 18, 2018
Huaaa ini cerita petualangan terseru sepertinya dari serial sebelum sebelumnya. Aku loveee Paman Kay✌🏼
Profile Image for chika.
31 reviews1 follower
December 6, 2022
Endingnya?
Yaampun, ga bisa berkata-kata🥹
Greget banget sama si Max
Profile Image for dipta.
40 reviews
October 26, 2019
aku kira ini bakal jadi seri yang terakhir. ternyata enggak toh
padahal udah berharap ily bisa hidup lagi dengan menemukan cara baru hee
dan berharap ceros bisa bebas. ternyata ceritanya masih jauh
setelah baca 6 buku sudah mulai agak bosan dengan alur ceritanya yg berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sesuatu
yah, semoga komet minor nanti ceritanya seperti yang diharapkan
Profile Image for Riski Oktavian.
438 reviews
August 24, 2023
"Ketahuilah, setiap kali sebuah cahaya bersinar sangat terang, maka bayangan yang dibuatnya sangat gelap. Sebaliknya, saat sesuatu sangat gelap, maka dibutuhkan cahaya terang untuk melewatinya. Keseimbangan." -hlm. 204

Akhirnya aku ada kesempatan lagi untuk melanjutkan serial bumi ini, meskipun untuk buku ke-6 ini aku sudah membaca versi dari Penerbit Sabakgrip, bukan dari Gramedia lagi, yang berujung spinenya nggak rata yang jujur saja aku gregetan. Meskipun isinya sama persis sih cuma ya itu tadi, bagian punggung buku / spine-nya yang sedikit nggak rata karena nggak ada logo penerbit jadi bikin agak "jomplang". Ini sekalian surat terbuka untuk Penerbit Sabakgrip, kalaupun nggak ada logo penerbit lamanya, at least posisinya samain kek.

Oke, ini satu paragraf khusus bahas tampilan fisik buku ini ya, hahaha. Next to the review!

Di judul yang ini kembali Raib, Seli, dan Ali melanjutkan perjalanan ke sebuah klan Komet untuk mencari sebuah tempat, khususnya sebuah pulau, yang diyakini menyimpan suatu benda yang sedang dicari-cari oleh Si Tanpa Mahkota. Dan petualagan mereka di klan Komet pun terjadi karena ketidaksengajaan.

Aku suka sih karena di sini petualangannya tuh bener-bener terasa seru dan baru. Aku tuh jujur kagum aja sama Tere Liye, karena bisa mengarang sebuah cerita action yang bener-bener nggak kepikiran gimana penyelesaiannya, tapi selalu saja memberikan solusi yang keren di setiap konflik yang dihadapin. Jadi ceritanya di klan Komet ini terdiri dari tujuh pulau yang dinamai sesuai urutan hari, dan di masing-masing pulau tiga bersahabat ini tentu harus mencari solusi dari tiap masalah tersebut.

Action di novel ini bener-bener bikin deg-degan, apalagi di sini ceritanya segala macam teknologi tidak bekerja, semakin membuat putar otak bagaimana perjalanan mereka harus terus berlanjut tanpa hadirnya teknologi canggih.

Di novel ini juga ada sedikit plot twist di bagian akhir yang langsung menutup bukunya dengan cliff-hanger yang super bikin deg-degan. Bakalan cari dan baca untuk judul Komet Minor.

Dan... karena aku baca ini versi penerbit baru, aku berharap ketika aku dedicade untuk koleksi, nggak ada "jomplang" lagi di tengah-tengah koleksi, tau-tau ganti penerbit lagi, berubah lagi. Duh...
Displaying 1 - 30 of 388 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.