Pris's Reviews > Kembar Keempat

Kembar Keempat by Sekar Ayu Asmara
Rate this book
Clear rating

by
2507195
's review

it was ok
bookshelves: borrowed, ipusnas, indonesian-author

Anggaplah belakangan ini saya memang lagi pelit ngasih rating :)). Saya sendiri tadinya berharap bisa ngasih tiga bintang ke buku ini, minimal untuk keindahan bahasanya. Apa daya ternyata usai baca saya malah kepikiran pertanyaan-pertanyaan yang bikin saya makin kurang sreg sama buku ini...

Latar belakang Sekar Ayu Asmara yang bukan orang awam di dunia seni-budaya Indonesia sebetulnya menjanjikan karyanya bukan cuma menarik, tapi juga berbobot dan estetik. Dari buku ini, saya sebetulnya suka dengan ide ceritanya yang nggak mainstream dan bikin penasaran. Sejak baca Pintu Terlarang, ciri khas SAA tampaknya membangun cerita misteri dengan benang merah yang sebetulnya sederhana, tapi kok ya tetep nggak ketebak dari awal. Saya juga suka cara pengarang melukiskan dengan detail masing-masing karakternya yang berbeda budaya. Dapat info menarik sedikit-sedikit tentang budaya Turki, audisi dan pementasan Broadway, sampai gaya hidup seorang supermodel internasional di sini. Saya pun suka bagaimana pengarang membangun struktur ceritanya dengan rapi, hampir bisa dibilang simetris. Mungkin kurang realistis, tapi ya memang estetis #ngomongapasihini.

Saya mau bahas tentang gaya penulisan. Di awal, gaya tulisannya terasa mengalir enak dibaca, lugas tapi tetap indah. Memang banyak bertabur kata-kata "ajaib", yang bikin saya beberapa kali bolak-balik ngecek aplikasi KBBI di HP buat tahu artinya. Di satu sisi ini menyenangkan, menambah perbendaharaan kata. Di sisi lain, kalaupun pace baca terganggu karena harus cek KBBI melulu, mengabaikannya saja pun nggak terlalu masalah. Masih bisa dikira-kira lah arti kata-kata ajaibnya. Justru kosakata nggak lazim ini yang bikin tulisan pengarang kian cantik.

Buat saya problemnya justru kelugasan gaya bahasanya. Setelah separuh buku saya agak sadar, tampaknya pengarang ketat sekali mengikuti pola kalimat S-P-O-K (?). Hasilnya: 1) kalimatnya memang jadi mudah dipahami; 2) gaya bahasa ini, saat dipakai berlebihan, menimbulkan kesan "dingin" dan berjarak. Di novel Pintu Terlarang gaya ini memang cocok dengan genre psycho-thrillernya, justru menguatkan salah satu karakter yang punya gangguan mental. Di Kembar Keempat, awalnya bikin saya bertanya-tanya apakah buku ini juga bergenre sama? Sewaktu makin jelas buku ini lebih ke drama keluarga berbumbu percintaan, malah ada aura metropop terasa kental (dari unsur karakter-karakter yang rupawan, sukses dan gaya hidupnya juga high-class dan go-international), gaya bahasa begini jadi terasa salah tempat. Kurang "mengalun", kurang menjiwai.

Keluhan kedua saya adalah tentang twist dan endingnya. Saya ngerasa, pesan yang mau disampaikan sebenarnya bagus, tapi pengarang memilih pendekatan lewat alur yang terlalu dramatis, sampai-sampai pesan itu jadi terkubur di bawah drama-drama yang dibangunnya. (view spoiler)

Tampaknya buku ini lebih cocok dinikmati sebagai bacaan ringan. Nikmati misterinya dan sila terkaget-kaget dengan twistnya, tapi nggak usah terlalu mikirin kenapa-kenapanya. Nanti malah nggak puas kayak saya =))
flag

Sign into Goodreads to see if any of your friends have read Kembar Keempat.
Sign In »

Reading Progress

October 6, 2016 – Started Reading
October 6, 2016 – Shelved
October 6, 2016 – Shelved as: borrowed
October 6, 2016 – Shelved as: ipusnas
October 6, 2016 – Shelved as: indonesian-author
October 7, 2016 – Finished Reading

No comments have been added yet.