Jump to ratings and reviews
Rate this book

Lingkar

Rate this book
Seperti juga kau, aku tak pernah tahu bagaimana keputusanku detik ini memengaruhi menit, hari, pekan bahkan tahun dan abad yang akan datang.

Seperti juga kau, aku tak pernah mengira, sebuah senggolan kecil atau bahkan sehelai daun jatuh pun dapat mengubah sejarah dunia.

Seperti juga kau, aku tak bisa menebak, ke mana semua ini akan bermuara.

Sudahlah, tak ada lagi yang bisa kukatakan. Seperti hidup yang tidak pernah memberi petunjuk, akhirnya kita hanya bisa bersiap mengikuti lingkaran takdir.

183 pages, Paperback

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Kiki Raihan

3 books1 follower

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (12%)
4 stars
14 (43%)
3 stars
10 (31%)
2 stars
3 (9%)
1 star
1 (3%)
Displaying 1 - 10 of 10 reviews
Profile Image for Okke Sepatumerah.
Author 13 books47 followers
January 25, 2014
Suka dengan konsep cerita novel ini!

Novel ini terdiri dari dua bagian, lingkar mula dan lingkar akhir. Lingkar mula adalah bagaimana mereka saling bertemu, lingkar akhir, bagaimana mereka saling 'menyelesaikan' permasalahan yang terjadi di lingkar mula.

Ada enam tokoh dalam novel ini; baik di bagian lingkar mula dan lingkar akhir, masing-masing bercerita sebagai 'aku'. Cara berceritanya pun kebanyakan naratif, porsi narasi : dialog, lebih banyak narasi, sehingga saat membaca rasanya gue lagi didongengin dengan tokohnya langsung.

Ada tokoh Patra, lelaki Aceh yang pemarah, Janna, perempuan nJawani yang introvert yang kemudian dinikahi Patra. Ada Astari, sahabat Janna yang seksi dan agresif. Ada Irfan, kawan sekantor Patra. Ada ibunya Janna, Sekar, seorang perempuan Jawa yang keras banget. Ada Panjul, seorang anak punk/jalanan. Ada beberapa tokoh sampingan juga sih, Bimo kakaknya Janna (yang gue curiga mengalami genetic sexual attraction, bener nggak sih tuduhan gue?), bokapnya Janna, teman-temannya panjul, Anak atasanya Panjul dan seterusnya sebagai pelengkap rangkaian cerita.

Novel ini diawali oleh kisah Patra yang menyukai Janna, kemudian menikahinya. Janna sangat memuja Patra; namun ada satu kejadian yang mengganggu Janna dan memengaruhi sikapnya pada Patra. Sang suami curiga Janna berselingkuh; dan ia semakin yakin pada anggapannya ketika satu saat Janna mengigau dan menyebut nama Irfan. Janna yang sangat introvert dan penggugup, dituduh demikian tidak membela diri, maupun tidak mengiyakan; Patralah yang kemudian menyimpulkan bahwa Janna benar berselingkuh dengan Irfan, teman kantornya. Diceraikannyalah Janna.

Sampai sini gw nggak mau membuka ceritanya seperti apa, karena bagi gw, rangkaian cerita masing-masing tokoh ini sedikit demi sedikit membuka rahasia apa yang terjadi pada Janna sebenarnya. Beberapa kali gw mengalami 'Oooh' waktu membaca cerita setiap 'aku'.

Menulis dengan 'aku' alias point of view pertama untuk tokoh yang berbeda-beda memang berisiko sih, dan buat gw sulit, terbukti gw gagal total di novel Time Will Tell --- baiklah, berhubung ini review lingkar, bukan tulisan curhat tentang novel gw, mari kita lanjutkan.

Sampai mana tadi?

Oh ya menulis menggunakan pov 1 untuk tokoh yang berbeda-beda itu berisiko sih, apa lagi Kiki mengambil enam tokoh *nyembah*. Ada kemungkinan sulit untuk melepas tokoh sebelumnya ketika menuliskan tokoh berikutnya.

Ini terjadi saat gw membaca tokoh Patra dan Astari, ketika bagian Patra selesai, dan memasuki bagian Astari, gw harus menjeda proses membaca gw 'bentar, bentar, ini tokonya udah ganti. Jadi perempuan, namanya Astari. Okesip', baru melanjutkan baca.

Dua tokoh yang nggak bikin gw mengalami disorientasi saat membaca adalah tokoh ibunya Janna dan Panjul. Kebantu banget dengan cara tuturnya sih, ibunya yang Jawa banget, dan Panjul yang betawian abis. Sementara tokoh-tokoh lain agak mirip-mirip :)

Lalu satu lagi, gw ngerasa masing-masing tokoh porsi berceritanya terlalu sedikit, jadinya semua terasa serbacepat. Mungkin karena ada keterbatasan jumlah halaman juga ya. (Nggak kebayang kalo misalnya semua diceritain detil mrintil, setebel apa novelnya haha :D)

Overall, gw suka. Suka dengan kejutan-kejutan kecil yang Kiki buat, suka pula dengan kecele-kecelenya gw saat gw berasa tau ceritanya gimana. Gw suka gimana rahasia tentang Janna yang sedikit demi sedikit terungkap lewat cerita masing-masing tokoh.

:)

Profile Image for Connie Wong.
15 reviews28 followers
January 29, 2014
Di tengah-tengah menghilangnya mood saya untuk membaca buku yang sudah berlangsung sekian minggu, tiba-tiba hari ini saya diberi kehormatan oleh penulis novel ini. Saya dihadiahi novel pertamanya ini saat kami bertemu sore tadi.

Sejujurnya, saya nggak bermaksud untuk membaca novel ini HARI INI JUGA, tapi entah kenapa, saya mulai membaca "Lingkar" dan ternyata... saya nggak bisa berhenti sampai halaman terakhir! Ada sesuatu di sana yang membuat saya terus membaca dan membaca...

Dan sejujurnya lagi, sebenarnya saya kurang suka dengan cerita (baik buku, maupun film) yang tokohnya terlalu banyak. Konsentrasi saya mudah buyar, dan saya bukan pengingat yang baik. My bad. Tapi ternyata kekhawatiran saya lenyap begitu saja. Saya dengan mudah dapat mengingat semua tokoh dalam novel itu. Satu per satu. Hari ini, Kiki Raihan berhasil mengubah pendapat saya bahwa cerita dengan banyak tokoh itu ternyata bisa dibuat sangat menarik. Setiap tokoh diceritakan dalam bab yang berbeda, dan ini memudahkan pembaca untuk mengenal mereka satu per satu secara mendalam, tanpa kehilangan ingatan. Hehe.

Satu-satunya hal yang sedikit mengganggu mungkin percakapan yang terlalu formal dan kaku, terutama percakapan antar suami - istri. Seharusnya bisa dibuat lebih luwes dan santai. Satu-satunya tokoh yang mencairkan kekakuan ini adalah Panjul. Kalau semua tokoh dalam cerita itu nyata, orang yang paling ingin saya ajak untuk ngopi bareng adalah si Panjul tadi. Dia begitu mudah dimengerti, dan saya nggak perlu berbicara dalam Indonesia yang baku untuk mengakrabkan diri dengan tokoh yang satu itu.

By the way, karena saya mengenal Kiki Raihan secara pribadi dan dekat, saya dapat merasakan bahwa sedikit banyak roh Kiki ada dalam sosok Janna. Haha. Ini kesoktahuan saya saja sih :D

Untuk novel pertama, "Lingkar" lebih dari sekadar lumayan, bahkan boleh dibilang sangat bagus. Dewasa, tapi tidak berat. Dalam, tapi tidak membosankan. Semua kata-kata dalam novel ini ada karena memang harus ada, dan tak ada satu kata pun yang ditulis sia-sia. Semuanya berguna dan efektif. Ini sangat keren, menurut saya.

Saya jadi tidak sabar untuk membaca karya-karya Kiki berikutnya! I'm no longer just a friend, but also a fan, Ki! Selamat!
Profile Image for Rima Salam.
1 review
March 7, 2014
the silent killer....

perlahan tapi pasti, tiba tiba saya sudah berada di posisi janna...
perasaan lelah yang sangat...
oleh ketidak berdayaan....
oleh stigma yang ditanamkan orang tua...
oleh kenyataan betapa patra tak ksatria dan sabar menghadapinya...
oleh kebingungan antara membela diri atau memberikan fakta...
oleh rasa bersalah dalam diri...
janna membunuh seseorang....

lelah sangat.
terasa berat.
pembunuh...
rasa itu, menjadi pembunuh perlahan di dalam badan...

meringkih...
mendera...
dan semakin parah ketika sebuah akun facebook memberitakan masa lalu dalam versi yang dilihatnya...keukenkof...patra...dan...ah....

di saat beban semakin berat, untunglah kiki segera bertindak dengan tepat...

irfan dan irfan...
sebuah rahmat Tuhan
satu persatu beban terangkat...
tak lagi begitu penat....

Ah...
bacalah sendiri anak pertama Kiki Raihan ini...
dan beritahu saya di sini...
peran mana yang kau pilih?

buat saya,
ini salah satu buku yang tak bisa saya tutup sebelum tiba di halaman terakhirnya...
Profile Image for Imeldabing.
1 review1 follower
January 30, 2014
Membaca bagi saya seperti pengembaraan, apakah pengembaraan tersebut menarik atau tidak sangat tergantung oleh plot, alur cerita dan karakter-karakter yang ada didalamnya.

Saya menikmati pengembaraan saya bersama "Lingkar". Salah satu kekuatan novel ini, menurut saya adalah pengambaran yang tepat mengenai karakter dan budaya keluarga Jawa ningrat sehingga membuat tokoh-tokohnya nyata.

Buku yang baik tidak selalu happy ending, namun buku yang baik menuturkan realitas kehidupan yang ditulis dengan makna didalamnya.

Proficiat untuk Lingkar

Ps:

Saya suka tokoh Irfan dan Ear-fun, mereka simbol dari harapan dan rahmat bagi Janna. They are the light at the end of the tunnel.
Profile Image for Tania Savana.
2 reviews
January 26, 2014
Satu cerita banyak mata, banyak rasa. Serasa lagi baca kasus klinis. Saya suka cerita nya karena saya seolah terseret dalam nuanasa gelapnya hidup Janna. Ingin rasanya menyalahkan satu tokoh disitu, tapi ternyata terjawab dari sudut pandang tokoh lain.

Pesan moralnya :pola asuh orangtua itu, apapun aspek-aspeknya hingga ke detil yang paling kecil pun, sangat berpengaruh ke anak-anak kita kelak.


Awesomely Awesome ms Kiki!

Profile Image for Haryadi Yansyah.
Author 13 books55 followers
April 25, 2019
Buku yang simpel. Aku suka. Sudut pandangnya selalu berbeda di tiap bab, mengikuti nama si tokoh yang juga dijadikan nama sub-bab tersebut. Endingnya aku juga suka. Pas. Hanya memang aku sempat gregetan dengan konflik si tokoh utama ini yang dapat dihindari jika dia mau "speak up"

Akibat rasa takut (untuk berbicara), kisah hidup si tokoh utama ini jadi susah sendiri. Aku agak sulit membayangkan ada orang yang benar-benar punya kehidupan seperti yang terjadi di tokoh utamanya.

Tapi, aku tetap menikmati. Dan tetap mengapresiasi ending buku ini yang nggak dibuat asal. Tipikal ending yang menyerahkan sepenuhnya ke imajinasi pembaca.
Profile Image for Muhamad Rivai.
Author 7 books25 followers
June 10, 2015
Ini adalah satu dari sedikit buku yang bisa saya baca dalam waktu kurang dari dua hari. Selain karena isinya tidak terlalu tebal, juga karena gaya penceritaannya yang enak dibaca.

Awalnya, saya membeli buku ini hanya karena penulisnya adalah seorang teman yang pernah sama-sama mengikuti sebuah kompetisi. Saya penasaran buku apa yang ia tulis. Selain faktor itu, saya tidak punya ketertarikan apa-apa. Jujur saja, sampul buku ini sama sekali tidak memberi gambaran apa pun mengenai isi buku. Sampul depan berwarna merah dengan gambar lingkaran ekspresif (yang sekilas tampak seperti bola takraw) tampak sangat simbolis dan misterius. Hal yang lebih membuat bingung adalah sampul belakangnya yang hanya berisi kata-kata puitis, yang bagi saya sama sekali tidak memberi gambaran "novel ini ceritanya tentang apa sih?". Saya benar-benar bingung. Buku ini kayaknya nggak jelas.

Untunglah, saat mulai membuka buku dan membaca bagian pertamanya, saya langsung tertarik.

Ini adalah novel dengan banyak sudut pandang dan banyak tokoh, tapi inti konflik novel ini adalah tentang Janna. Janna adalah seorang perempuan dari keluarga Jawa ningrat yang menikah dengan Patra, lelaki yang tanpa sengaja ia kenal di bandara. Pernikahan mereka awalnya berjalan lancar dan indah. Namun hidup Janna dan pernikahannya tiba-tiba saja hancur berantakan ketika pada suatu malam Janna mengigau dan menyebut-nyebut nama "Irfan". Patra yang cemburu buta mencurigai Janna berselingkuh, Janna pun tak membantah menghadapi tuduhan itu. Namun apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sebenarnya Irfan yang muncul dalam mimpi Janna?

Buku ini ditulis dengan lihai. Perwatakan setiap tokohnya bagi saya cukup kuat dan dapat dipercaya (kecuali Panjul, yang membuat saya agak canggung membacanya). Saya suka dengan orangtua Janna yang ningrat itu. Tampaknya masuk akal bahwa kenaifan dan kebodohan Janna muncul dari keluarga yang sangat tertutup seperti itu. Sampai di halaman terakhir, saya cukup terpuaskan. Penyelesaian konflik terasa lengkap, seperti "Lingkaran" yang bertemu ujungnya kembali setelah berputar-putar. Selain itu, meski adanya berbagai tragedi dan kemalangan, ini bukanlah novel yang depresif. Bahkan, bisa dibilang bahwa novel ini terasa memotivasi--tanpa menjadi pretensius atau berusaha terlalu keras.

Kalau ada hal yang bisa saya kritik (selain masalah sinopsis di sampulnya), itu adalah tentang tempo dan penggunaan multiple point-of-view. Saya sangat menikmati novel ini, tapi buat saya novel ini bergerak terlalu cepat. Mengapa begitu terburu-buru? Rasanya saya tidak keberatan kalaupun novel ini tebalnya dua kali atau bahkan tiga kali lipat dari yang sekarang. Banyak momen yang bisa diperpanjang dan dibuat lebih mengundang penasaran, misalnya ketika penulis memperkenalkan identitas Irfan yang hadir dalam mimpi Janna.

Penggunaan multiple POV memang berisiko. Teknik tersebut membuat pembaca lebih menghayati isi pikiran masing-masing tokoh--dan penulis cukup baik dalam melakukan ini. Namun dengan menggunakan teknik itu, semua tokoh yang memiliki sudut pandang akan menjadi sama pentingnya. Mereka tidak bisa menjadi figuran yang cuma muncul dalam satu atau dua paragraf. Mereka semua menuntut porsi yang besar untuk menunjukkan kedalaman watak masing-masing. Hal ini mungkin tidak menjadi masalah jika rentang kejadian dalam novel hanya berjarak beberapa hari. Namun novel ini memiliki rentang kejadian hingga bertahun-tahun, sementara setiap tokoh hanya diberikan "jatah" beberapa halaman untuk menceritakan sudut pandang masing-masing dalam melintasi perjalanan hidup mereka. Terlebih lagi, hampir semua tokoh cenderung bercerita menggunakan alur maju (bukan flashback). Hal ini membuat adegan-adegan dalam cerita terasa fast forward.

Meski begitu, saya memberikan empat bintang untuk novel ini karena saya sangat menikmatinya. Ini adalah sebuah novel yang ringkas, tapi ditulis dengan baik dan memiliki plot yang menarik untuk diikuti.

May 24, 2014
Ini kali ketiga saya memberi review di goodreads, jadi maklumilah jika review ini dibikin dg sudut pandang seadanya karena pada dasarnya saya bukan tukang review.

Saya mengenal penulis buku ini dari blognya : http://bugurufunky.com/ . Blog ini masuk kategori sangat bagus, kisah episode kehidupan seorang guru seni (art teacher) yang sederhana di sebuah sekolah dasar yg nyaris semua muridnya anak orang kaya.

Bagaimanapun, menulis novel tidak sama dengan menulis blog. Ini adalah novel pertama yang menurut penulisnya : anak sulung. Saya kasih apresiasi untuk bu guru newbie writer. Saya berprofesi sebagai konsultan menejemen, bisa saya katakan hal paling sulit untuk memulai suatu bisnis adalah : menemukan business model yaitu kombinasi produksi-pemasaran-keuangan-personel. Novel perdana ini sukses menemukan model itu, bukan dari sisi bisnis tentunya, melainkan dari sisi karakter yang dibangun, konflik yang dialami tokoh-tokohnya, sampai akhir kisah.

Saya menduga-duga, bahwa karena penulisnya adalah seorang guru, dia membuat kisah ini agar orang memahami bahwa setiap pribadi itu berbeda. Ada orang yang pengecut, ada yang berangasan, ada yang munafik dll dsb. Dan bahwa orang bertanggungjawab untuk memahami konsekuensi tindakannya kepada anak-anaknya, bahwa bagaimana dia mendidik anaknya sekarang akan berakibat pada masa depan anaknya.

Saya kasih tiga bintang untuk novel ini. Paling utama karena novel ini ketemu benang merahnya, dan cukup meninggalkan "after taste", kesan yang tertinggal setelah halaman terakhir diselesaikan. Tidak lima bintang ? Tidak, karena lima bintang adalah jatahnya karya para empu yang tentu tidak fair kalau saya bandingkan dengan karya pemula. Tidak empat bintang ? Tidak, karena ada satu dua (tepatnya, cuma satu dua) alur cerita yang saya kurang suka, tapi itu cuma masalah selera.

Saya berharap "anak sulung" ini akan memiliki adik-adik dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, tidak sampai selisih sembilan tahun seperti tokoh utama dalam novelnya. Aamiin. Semoga selamat dan sukses buat bu guru. Stay cool, stay funky !
Displaying 1 - 10 of 10 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.